Sukses

Donald Trump Sambut Kepulangan Tiga Warga AS yang Disandera Korea Utara

Donald Trump menyambut ketiganya dengan meriah. Namun, tidak demikian dengan Kementerian Luar Negeri AS yang justru berusaha menutupinya.

Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump menyambut dengan terbuka kepulangan tiga orang warga Amerika Serikat yang ditahan Korea Utara selama lebih dari setahun.

Penyambutan yang dilakukan di bawah kibaran bendera AS berukuran raksasa itu, turut dihadiri oleh Ibu Negara Melania Trump, Wakil Presiden Mike Pence, dan sejumlah pejabat senior pemerintahan.

Dikutip dari NBC San Diego pada Kamis (10/5/2018), tiga orang yang dibebaskan pada Rabu, 9 Mei 2018 itu diketahui bernama Kim Dong Chul, Kim Hak Song, dan Tony Kim.

Presiden dan ibu negara masuk ke dalam pesawat medis AS, yang membawa ketiga mantan tahanan tersebut kembali ke Negeri Paman Sam. Mereka sempat bertemu secara pribadi, sebelum kemudian menuruni tangga secara bersama-sama dengan diiringi oleh tepuk tangan riuh dari para hadirin.

"Ini adalah malam istimewa bagi ketiga orang yang sangat hebat," kata Trump kepada wartawan saat berdiri di landasan pacu.

Tentang hubungan AS dengan Korea Utara, Trump mengatakan, "Kami mulai dengan pijakan baru."

Presiden Donald Trump mengucapkan terima kasih kepada Kim Jong-un, karena telah membebaskan tiga tahanan AS tersebut.

Ia juga berujar yakin bahwa Kim Jong-un ingin mencapai kesepakatan mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea. "Saya benar-benar berpikir dia ingin melakukan sesuatu," ujar Trump.

Setelah Trump selesai berpidato, ketiga mantan tahanan tersebut naik bus menuju Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed.

Sebelumnya, atas instruksi Presiden Donald Trump, Gedung Putih mengatakan ketiganya akan dievaluasi dan menerima perawatan medis di fasilitas militer area Washington.

Pembebasan ketiga warga AS itu terjadi usai kunjungan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Pyongyang.

Di sana, Pompeo bertemu dengan Kim Jong-un untuk membicarakan rencana akhir pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara dan Amerika Serikat.

Pompeo dan ketiga warga AS yang dibebaskan itu keluar dari Pyongyang tanpa pengawalan ketat, sebelum kemudian berganti moda transportasi ke pesawat Boeing C-40 di Jepang, yang dilengkapi peralatan medis.

Tak lama setelah mereka transit di Alaska untuk mengisi bahan bakar pada Rabu sore, Kementerian Luar Negeri AS merilis pernyataan resmi dari tiga orang mantan tahanan Korea Utara itu.

"Kami ingin menyampaikan apresiasi yang sangat mendalam kepada pemerintah Amerika Serikat, Presiden Trump, Menteri Pompeo, dan rakyat AS karena membawa kami pulang," kata mereka.

"Kami bersyukur kepada Tuhan, dan semua keluarga serta teman-teman kami yang berdoa untuk kami dan kepulangan kami. God Bless America, negara terbesar di dunia."

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Di Luar Sepengetahuan Pompeo

Sementara itu, Presiden Trump menyampaikan ucapan terima kasih secara terbuka ke pemimpin Korea Utara atas pembebasan tiga warga negaranya.

"Saya menghargai Kim Jong-un terkait hal ini, yang merupakan pertanda kesempatan baik untuk perkembangan (politik) di Semenanjung Korea," ujar Trump.

Di lain pihak, kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, mengabarkan bahwa pengampunan terhadap tiga warga AS itu mengikuti "saran resmi" dari Presiden AS.

Sebelumnya, pemerintah Korea Utara menuduh tiga warga AS itu melakukan kegiatan anti-negara. Penangkapan mereka secara luas dilihat sebagai motivasi politik dan telah memperburuk hubungan antara kedua negara.

Pembebasan itu mengakhiri diplomasi yang dramatis di Pyongyang. Setelah pertemuan selama 90 menit dengan Kim Jong-un, Pompeo hanya memberi sinyal harapan di hadapan wartawan.

Selang beberapa waktu setelahnya, muncul kabar dari utusan Korea Utara bahwa Kim Jong-un mengonfirmasi pembebasan terhadap tiga orang tahanan warga AS.

Penyambutan besar-besaran yang diorganisasi oleh Gedung Putih, disebut berbanding kontras dengan serah terima tahanan yang sangat sederhana di bawah pantauan Kementerian Luar Negeri AS.

Seorang sumber mengatakan bahwa para pejabat Kementerian Luar Negeri AS berusaha menyembunyikan sementara para mantan tahanan tersebut, bahkan terhadap dua jurnalis dan staf pembantu yang ikut dalam rombongan Pompeo ke Pyongyang.

Ketiga mantan tahanan tersebut, bersama dengan Pompeo, dan personel medis, duduk terpisah di kelas bisnis yang dibatasi oleh tirai tebal.

Pejabat Kementerian Luar Negeri menolak untuk membahas apa pun kecuali rincian paling mendasar dari kondisi mereka, dengan alasan kekhawatiran privasi sesuai dengan jumlah minimal informasi yang telah tersebar sejak ketiga tahanan tersebut dipenjara.

Fakta bahwa Presiden Trump pergi ke pangkalan militer Andrews untuk melakukan penyambutan resmi, sejatinya di luar sepengetahuan Pompeo.

"Satu-satunya hal lain yang harus saya sebutkan adalah saya berbicara dengan Presiden," kata Pompeo. "Saya memberi tahu Presiden tentang ini, dan Presiden berencana untuk menemui secara pribadi ketika pesawat kami mendarat."