Liputan6.com, New York - Kemajuan teknologi tak melulu lahir dari akar pemikiran manusia atau rangkaian rumus yang begitu rumit. Terkadang, hal tersebut malah terlahir dari alam sekitar.
Sejumlah hewan yang hidup di muka bumi dapat menginspirasi peneliti untuk menciptakan teknologi mutakhir. Lewat sebuah pengamatan, manusia terus mempelajari hal-hal luar biasa yang dimiliki oleh sejumlah hewan ini.
Advertisement
Baca Juga
Mulai dari teknologi pesawat terbang, sistem bangunan serta alat bantu tercipta berkat kemampuan yang dimiliki hewan.
Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Jumat (11/5/2018), berikut 5 hewan yang menginspirasi peneliti dalam urusan teknologi:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Hiu dan Teknologi Pesawat
Ada alasan mengapa hiu menjadi subjek yang amat menakutkan di lautan. Sebab, ia adalah predator paling sadis dan dikenal sebagai raja samudera.
Tak hanya unggul dalam melahap mangsa, pemburu berdarah dingin ini juga memiliki jenis kulit yang sangat diidam-idamkan oleh para ilmuan.
Ternyata, kunci kecepatan seekor hiu saat mengejar mangsa tak hanya terletak pada kekuatan sirip dan ekor saja, melainkan pada permukaan kulit mereka yang disebut sebagai dentikel.
Dentikel adalah sekumpulan gigi gigi kecil yang menyerupai sisik yang mencuat ke permukaan kulit melalui jaringan epidermis.
Sebuah ide brilian kemudian datang dari tiga ilmuwan Fraunhofer Society -- sebuah organisasi penelitian asal Jerman. Mereka mengembangkan cat khusus yang dipelajari dari kulit hiu.
Cat ini nantinya akan diaplikasikan ke permukaan pesawat terbang, agar dapat bergerak lebih cepat bagai seekor hiu. Jenis kulit hiu ini diklam dapat mengurangi hambatan saat bergerak.
Advertisement
2. Tokek dan Alat Perekat
Kita semua tentu tahu bahwa tokek, cicak atau sejenisnya punya kemampuan untuk menapaki dinding. Bahkan, kita kerap bertanya-tanya apa yang membuat hewan-hewan tersebut dapat melakukannya.
Misteri kemampuan tokek ini lantas membingungkan peneliti selama ribuan tahun. Hingga akhirnya pada tahun 2002, peneliti menemukan jawabannya.
Ternyata, ada jutaan rambut kecil di kaki tokek yang disebut sebagai setae. Setae ini membantu tokek dan hewan sejenis lainnya untuk menghasilkan kekuatan elektrostatik jarak pendek yang lemah atau disebut sebagai van der Waal’s forces.
Kemudian, tiga lulusan luar biasa dari University of Massachusetts Amherst menciptakan perekat super yang diilhami dari mekanisme kaki tokek.
Alat ini bahkan bisa lengket di dinding sambil menampung beban hingga 317 kilogram pada permukaan yang halus.
3. Kelelawar dan SmartCanes
Kelelawar terkenal dengan kekuatan nokturnal mereka. Kemampuan ini dapat merasakan sebuah objek yang ada di sekitar meski dalam kondisi yang gelap.
Biasanya, kelelawar akan memancarkan frekuensi sonar tinggi yang dapat memantulkan sinyal pada benda-benda yang berpotensi akan bertabrakan dengan dirinya saat terbang.
Ternyata, prinsip semacam ini digunakan oleh manusia untuk menciptakan alat bantu para tunanetra. Perangkat ini disebut sebagai SmartCane yang menempel pada tingkat putih.
Saat gelombang kembali ke perangkat, maka tongkat akan bergetar dan memberikan petunjuk pada pengguna untuk menghindar dari jalurnya.
Advertisement
4. Kupu-Kupu dan Layar Bebas Silau
Secara visual, sayap kupu-kupu memang indah untuk dilihat. Kadang keindahan sayap kupu-kupu bahkan menginspirasi seseorang untuk menciptakan sebuah karya.
Namun, tahukah Anda bahwa sayap kupu-kupu yang punya prinsip antisilau meski punya bentuk yang amat tipis?
Lewat kemampuan ini membuat sejumlah peneliti menciptakan sebuah teknologi pada layar ponsel.
Pada tahun 2015, peneliti Jerman di Karlsruhe Institute of Technology menciptakan penemuan yang mengejutkan. Sebuah sistem nanoscopic yang diadaptasi dari sayap kupu-kupu dapat menghilangkan sebagian besar cahaya yang dipantulkan.
Penelitian tentang bagaimana teknologi ini diterapkan ke layar ponsel masih berlangsung. Jika nantinya berhasil maka Anda tetap bisa melihat layar ponsel meski di tengah terik matahari, tanpa harus menambah kecerahan pada layar ponsel yang bisa menghabiskan baterai.
5. Rayap dan Bangunan Hijau
Meski tergolong sebagai hewan yang merugikan, rayap ternyata dapat menginspirasi manusia. Di Afrika, terdapat banyak gunukan gundukan rumah rayap yang begitu besar, bahkan melebihi tinggu manusia.
Rayap yang hidup secara berkoloni ini bisa membentuk tempat tinggal yang kokoh. Tak hanya betuknya yang kokoh, rumah para rayap ini juga punya sistem ventilasi yang amat lur biasa.
Hal ini terbukti ampuh untuk mengatur suhu di dalam gundukan besar itu. Luar biasanya, para insinyur di seluruh dunia sudah mempelajari sistem semacam ini.
Eastgate Center di Harare adalah kompleks perbelanjaan dan perkantoran terbesar di Zimbabwe. Bangunan itu dibangun atas prinsip-prinsip arsitektur hijau yang terinspirasi oleh gundukan rayap.
Bangunan ini tidak memiliki sistem pemanasan atau pendinginan konvensional tetapi menggunakan sistem pasif yang terdiri dari kipas dan ventilasi untuk mengatur suhu sepanjang tahun.
Advertisement