Sukses

Temuan Tak Disengaja, Obat Ini Ternyata Bisa Atasi Masalah Kebotakan

Ketika diuji coba, obat ini mampu menunjukkan peningkatan pertumbuan rambut di kelapa yang cukup signifikan.

Liputan6.com, Manchester - Sebuah temuan tidak disengaja telah memberi harapan cerah untuk solusi masalah kebotakan. Salah satu jenis obat yang biasa digunakan untuk mengobati osteoporosis, ternyata turut bermanfaat mengatasi masalah yang identik dengan isu penuaan itu.

Dikutip dari BBC, Jumat (11/5/2018), para peneliti menemukan obat itu memiliki efek dramatis pada folikel rambut, yang kemudian merangsangnya untuk tumbuh. Obat ini mengandung senyawa yang menyasar protein yang bertanggung jawab sebagai pemicu kebotakan.

Pemimpin proyek penelitian, Dr Nathan Hawkshaw, mengatakan bahwa uji coba klinis diperlukan untuk melihat apakah pengobatan itu efektif dan aman bagi manusia.

Hanya dua obat yang saat ini tersedia untuk mengatasi masalah kebotakan (alopesia androgenetik), yakni minoxidil untuk wanita dan finasteride untuk pria.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Biology itu, dilakukan dengan menggunakan sampel folikel milik lebih dari 40 pasien pria yang pernah melakukan transplantasi rambut.

Para peneliti, yang berasal dari University of Manchester, pertama kali menggunakan obat imunosupresif lama, siklosporin A, yang digunakan sejak 1980 untuk mencegah penolakan organ transplantasi, dan mengurangi gejala penyakit autoimun.

Para ilmuwan menemukan bahwa obat tersebut mengurangi aktivitas protein yang disebut SFRP1, pengatur pertumbuhan kunci yang mempengaruhi banyak jaringan tubuh, termasuk pada folikel rambut.

Akan tetapi, karena efek sampingnya, senyawa tersebut kurang cocok sebagai pengobatan kebotakan.

Tim melanjutkan penelitian untuk mencari agen lain yang menargetkan SFRP1, dan menemukan bahwa WAY-316606 lebih baik dalam menekan protein.

WAY-316606 adalah obat yang awalnya dikembangkan untuk membantu mengobati osteoporosis, penyakit yang melemahkan tulang dan membuatnya lebih rapuh dan cenderung pecah.

Ketika dilakukan uji coba di laboratorium, obat itu ternyata mampu memberi peningkatan yang signifikan dalam pertumbuhan rambut manusia dalam dua hari.

Para ilmuwan menemukan melalui penelitian bahwa obat tersebut menargetkan pertumbuhan protein yang sama dengan obat kanker yang disebut cyclosporine A (CsA), yang telah digunakan untuk menekan penolakan transplantasi dan menyebabkan pertumbuhan rambut yang cepat.

Dr Hawkshaw mengatakan perawatan itu bisa membuat perbedaan nyata bagi orang-orang yang menderita kebotakan

 

Simak video pilihan berikut:

 

 

2 dari 2 halaman

Penyebab Kebotakan

Masalah kebotakan sejatinya hampir serupa dengan gejala rambut rontok, yakni penurunan jumlah rambut pada kulit kepala.

Adalah hal yang wajar bagi setiap orang mengalami kerontokan, apalagi jika berkaitan dengan bertambahnya usia.

Normalnya, manusia akan kehilangan hingga 100 helai rambut setiap harinya. Namun jika berlebihan, dan terjadi cukup sering, bisa jadi ada masalah kesehatan tertentu yang mengintai di baliknya.

Hormon yang diduga berperan dalam proses perontokan rambut adalah dihydrotestosterone (DHT). Hormon ini dihasilkan oleh hormon progesteron. DHT akan menyebabkan folikel rambut menyusut sehingga lama kelamaan rambut akan rontok.

Pada pria, pola kerontokan akibat hormon ini bersifat khas, yakni membentuk lengkungan khas pada kedua sisi pelipis. Seiring berjalannya waktu, garis rambut akan berbentuk seperti huruf “M”. Selain di pelipis, puncak kepala juga akan mengalami kerontokan sehingga menjadi rontok rambut total.

Bentuk kerontokan yang berbeda akan terjadi pada wanita. Kerontokan akibat hormon pada wanita akan terjadi di seluruh bagian rambut, tidak terpusat di daerah tertentu saja.

Kerontokan pada wanita juga jarang sekali menimbulkan penipisan rambut di bagian-bagian tertentu.