Sukses

Dukacita Dubes Inggris untuk Korban Bom Gereja Surabaya

Moazzam Malik menyampaikan ucapan belasungkawanya dalam bahasa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi bom Surabaya menarik perhatian publik dunia, tidak terkecuali Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik.

Moazzam yang juga merangkap duta besar untuk ASEAN dan Timor Leste itu mengunggah ucapan dukanya di Twitter.

Selain mengucapkan belasungkawa, Moazzam juga mengutuk keras tragedi bom Surabaya yang memicu setidaknya 10 korban jiwa, dan 41 orang lainnya luka-luka.

Tragedi bom Surabaya terjadi di tiga lokasi yang saling berdekatan. Ledakan disebut terjadi berselang setiap 10 menit.

Secara rinci, korban tewas dalam serangkaian tragedi bom Surabaya berjumlah 4 orang di Gereja Santa Maria Tak Bercela (STMB), 4 orang di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan 2 orang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS).

Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, mengimbau warga Surabaya untuk tidak panik dan tetap waspada.

Kombes Frans juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak menyebar foto atau video suasana pasca-ledakan bom Surabaya, karena hal itu disebut berisiko memperkeruh suasana.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menteri Agama RI Kutuk Bom Surabaya

Kutukan terkait bom Surabaya juga datang dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Ia menyebut tindakan teror bertentangan dengan nilai agama.

"Pelaku aksi bom itu adalah orang-orang yang tidak memegangi nilai-nilai agama karena tidak ada agama mana pun yang ajarkan aksi terorisme," ujarnya di Jakarta, hari ini.

Lukman mengimbau masyarakat menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah ini pada aparat. Ia meminta masyarakat tetap tenang dan bersikap positif.

"Mari bersama-sama meningkatkan kewaspadaan lingkungan agar tidak ada ruang bagi teroris untuk melakukan aksinya," tutur Lukman.

Ia pun mengajak masyarakat berkomunikasi secara etis di media sosial. Caranya, tidak menyebarkan foto-foto memilukan yang bisa menjadi teror tersendiri.

"Jangan mengomentari aksi ini dengan perdebatan yang memicu konflik," ajaknya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.