Sukses

Kisah Pendonor Darah yang Telah Menyelamatkan Nyawa 2,4 Juta Bayi

Pria lansia ini dianggap memiliki kondisi darah yang langka, namun bermanfaat untuk pembuatan obat medis.

Liputan6.com, Canberra - Seorang pria lansia di Australia dianggap sebagai pahlawan, karena konon telah menyelamatkan nyawa lebih dari 2,4 juta bayi di negara tersebut.

Menurut data Palang Merah Australia, pria bernama James Harrison itu telah rutin melakukan donor darah setiap minggunya selama 60 tahun terakhir.

Dikutip dari CNN pada Senin (14/5/2018), pria berusia 81 tahun itu diketahui memiliki jenis darah yang unik, yakni mampu berperan sebagai antibodi sekaligus menjadi senyawa pendukung obat suntik berjuluk Anti-D, yang bermanfaat untuk bantu mengatasi penyakit rhesus.

Sebagaimana diketahui, penyakit rhesus merupakan kondisi ketika darah pada wanita hamil, menyeruak secara berlebih ke sel-sel di dalam janin yang tengah berkembang. Risiko terburuknya adalah bisa menyebabkan kerusakan otak hingga kematian pada bayi.

Berkah luar biasa pada diri Harrison pertama kali disadari ketika dia menjalani operasi rongga dada pada usia 14. Donor darah telah menyelamatkan nyawanya, sehingga ia pun berjanji untuk menjadi pendonor sebagai balas budi.

Beberapa tahun kemudian, dokter menemukan bahwa darahnya mengandung antibodi yang dapat digunakan untuk membuat suntikan Anti-D, sehingga ia pun memutuskan beralih menjadi pendonor plasma darah, guna membantu sebanyak mungkin orang.

Beberapa peneliti menyebut Anti-D yang dihasilkan oleh antibodi Harrison, mampu mencegah perkembangan darah rhesus-negatif selama kehamilan.

Sejak pertama kali melakukan donor darah pada 1967 silam, antibodi milik Harrison telah mendukung produksi lebih dari tiga juta Anti-D. 

Bahkan, hampir 80 persen dari total pengobatan pada ibu hamil dengan penyakit rhesus di Australia, berasal dari antibodi milik Harrison. 

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Mendapat Banyak Penghargaan

Dokter tidak benar-benar yakin mengapa Harrison memiliki golongan darah yang langka. Tetapi muncul kemungkinan bahwa hal itu berasal dari transfusi, yang diterima ketika menjalani operasi rongga dada saat remaja.

Harrison merupakan salah satu dari sekitar 50 orang di Australia yang diketahui memiliki antibodi serupa.

"Setiap kantong darah sangat berharga, tetapi darah milik Harrison sangat luar biasa. Benar-benar bisa digunakan untuk membuat obat yang diberikan kepada ibu hamil, dengan risiko gangguan darah yang mengancam keselamatan bayi dalam kandungan," jelas dr Falkenmire dari Melbourne Medical School.

"Hampir setiap barisan suntik Anti-D yang yang pernah dibuat di Australia berasal dari darah Harrison. Ia telah membantu menyelamatkan banyak nyawa," tambah Falkenmire.

Menurut Palang Merah Australia, jika ditotal, Harrison telah menyelamatkan lebih dari 2,4 juta bayi, yang memiliki risiko kematian akibat kondisi ibu hamil dengan penyakit rhesus.

Atas jasanya, Harrison pun mendapat banyak penghargaan, termasuk Medal of the Order of Australia, salah satu penghargaan paling bergengsi di Australia.

"Mungkin satu-satunya bakat saya adalah saya bisa menjadi pendonor darah," kelakar Harrison.

Kini, Harrison baru saja memberikan donor darah terakhirnya, beberapa minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-81, sesuai dengan batasan usia terakhir yang diisyaratkan oleh Palang Merah Australia.