Sukses

Komunitas Internasional Desak Pemerintah Venezuela Membatalkan Pilpres 2018

Pemilu presiden Venezuela dianggap tidak sah karena tidak disaksikan oleh pengamat internasional.

Liputan6.com, Caracas - Sebanyak belasan negara berbahasa Latin, termasuk dari Amerika Selatan dan Spanyol, mendesak pemerintah Venezuela membatalkan agenda pemilu presiden pada 20 Mei mendatang. 

Menurut laporan Associated Press yang dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa (15/5/2018), belasan negara tersebut bergabung dalam sebuah komunitas berjuluk Kelompok Lima (Lima Group).

Mereka menuding agenda pemilu yang diserukan oleh Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, tidak sah karena tidak disaksikan oleh komunitas internasional. 

Selain itu, pemerintah Venezuela juga dinilai tidak memberlakukan prinsip bebas, adil, transparan, dan demokratis pada agenda pemilu tersebut. 

Desakan itu disampaikan sebagai lanjutan dari pertemuan antara menteri-menteri luar negeri dan ekonomi di Peru, yang membahas krisis politik dan ekonomi di Venezuela.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Membawa Dampak Masalah

Pertemuan terbaru kelompok itu sendiri berlangsung di Mexico City pada Senin, 14 Mei 2018, memusatkan perhatian pada langkah-langkah yang seharusnya dilakukan oleh seluruh anggotanya itu usai pemilu Venezuela berlangsung.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Luar Negeri Meksiko, Luis Videgaray, menyatakan keprihatinan mengenai ribuan warga Venezuela yang lari dari rumah mereka akibat ketidakstabilan politik.

Selain itu, Videgaray juga meyoroti masalah-masalah kesehatan publik, yang menurutnya, turut membawa dampak masalah ke komunitas Amerika Latin, termasuk Meksiko.