Sukses

Tragis, Atlet Rodeo Terbaik Brasil Tewas Diinjak Banteng

Giliard Antonio sedang beraksi di atas punggung banteng jantan di hadapan ribuan orang di area rodeo yang terletak di Kota Maringa, Brasil.

Liputan6.com, Maringa - Momen mengerikan terjadi di sebuah arena rodeo di Brasil. Seorang penunggang terbaik di negeri itu meninggal dunia akibat terlempar dan diinjak dadanya oleh seekor banteng yang mengamuk.

Dikutip dari laman The Sun, Rabu (16/5/2018), Giliard Antonio, seorang atlet rodeo terkenal mengalami luka parah akibat injakan kaki belakang seekor banteng, pada Minggu malam lalu.

Kala itu ia sedang beraksi di atas punggung banteng jantan di hadapan ribuan orang di area rodeo yang terletak di Kota Maringa, Brasil.

Akibat serangan banteng yang mengamuk itu, Antonio kehilangan kesadaran dan ambruk lalu jatuh ke tanah.

Petugas medis yang langsung bertindak sempat memberikan pertolongan pertama bagi Antonio selama 40 menit. Namun, usaha untuk menyadarkannya gagal.

Ia akhirnya dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans. Ayah satu anak itu dinyatakan telah meninggal dunia setibanya di rumah sakit.

Giliard Antonio adalah seorang atlet rodeo berprestasi di Brasil. Sejumlah prestasi berhasil ia bawa pulang dari kompetisi internasional.

Sebelum meninggal akibat diinjak seekor banteng, Giliard Antonio baru saja kembali ke arena rodeo setelah vakum cukup lama lantaran mengalami cedera.

Setelah dinyatakan pulih dan kembali ke arena, Giliard panjang malah menghadapi hal fatal yang merenggut nyawanya karena seekor banteng mengamuk.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 2 halaman

Ditanduk Banteng, Paha Remaja AS di Spanyol Sobek 40 Cm

Kasus mengerikan lainnya terkait banteng juga pernah terjadi pada Februari 2015. Kala itu seorang remaja Amerika terluka parah akibat ditanduk binatang buas itu dalam sebuah festival.

Akibat peristiwa tersebut, ia terpaksa dirawat di unit gawat darurat sebuah rumah sakit di Salamanca Barat, Madrid.

Benjamin Miller yang berusia 20 tahun ditanduk lalu dilontarkan beberapa kali, dalam sebuah festival banteng dan matador.

Insiden tersebut terjadi pada gelaran hari pertama Carnaval del Torro di dekat Kota Ciudad Rodrigo.

Akibat luka yang cukup parah, Miller menjalani operasi selama tiga jam untuk memulihkan kerusakan organ pada paha dan punggungnya.

"Ini bukan luka terparah yang pernah saya lihat, tapi ini luka tandukan terbesar yang harus saya operasi," ujar dokter bedah Enrique Crespo seperti dikutip dari VOA News.

Remaja itu memiliki luka sobek sepanjang 40 cm pada paha kirinya. Menurut pihak berwenang, kondisinya berangsur pulih.

Anggota dewan kota, Pedro Munoz, mengatakan dua pria yang tak diidentifikasi juga terluka akibat tandukan banteng, tapi luka mereka tidak seserius Miller. Pria-pria itu berasal dari Spanyol dan Skotlandia.

Festival banteng dan matador ini merupakan hal biasa di Spanyol, tapi para pengecam kerap mengkritik acara yang menarik perhatian internasional itu sebagai acara yang berbahaya.

"Antara 45.000 dan 50.000 orang telah datang pada akhir pekan untuk festival empat hari tahun ini, yang menyertakan adu banteng dan lari-lari dikejar banteng," kata Munoz.

Ciudad Rodrigo yang berpenduduk 14.000 orang adalah kota katedral kecil dekat perbatasan Portugal, yang merupakan tujuan wisata populer. Kota ini mempertahankan benteng kunonya dan merupakan lokasi pertempuran kunci antara tentara Napoleon dan pasukan Inggris di bawah komando Duke of Wellington dari 1810-1812.