Sukses

Ledakan Rokok Elektrik Menewaskan Pria Ini

Ledakan rokok elektrik menimbulkan luka bakar hingga 80 persen pada tubuh pria tersebut.

Liputan6.com, Florida - Sebuah rokok elektrik meledak dan menewaskan seorang pria di Florida pada awal bulan ini. Kepolisian Amerika Serikat (AS) menyebut insiden itu sebagai kasus kematian pertama, yang dikaitkan dengan produk vaping di Negeri Paman Sam.

Menurut William A. Pellan, Direktur Investigasi di kantor medis untuk Pinellas County, Tallmadge D'Elia (35) -- nama pria itu -- berada di rumahnya di St. Petersburg, Florida, ketika rokok elektrik miliknya meledak.

Dikutip dari The Straits Times pada Kamis (17/5/2018), otoritas setempat mengatakan bahwa D'Elia meninggal karena mengalami luka bakar sekitar 80 persen di sekujur tubuhnya. Diduga kuat, api dari ledakan rokok elektrik tersebut menjalar ke kasur tempat D'Elia ditemukan tewas.

Beberapa serpihan besi rokok elektrik dilaporkan menancap di kepala dan pundaknya, salah satunya menunjukkan logo merek Smok-E Mountain Mech Works -- yang berbasis di Filipina.

Kepada ABC News, produsen Smok-E meyakinkan bahwa produknya tidak mungkin meledak karena telah didesain sesuai standar internasional, dan juga telah melewati pemeriksaan ketat oleh otoritas perdagangan di AS.

Perusahaan itu berdalih bahwa kemungkinan besar penyebab ledakan berasal dari baterai rokok elektrik, yang tidak sesuai dengan standar baterai yang disarankan.

Smok-E sendiri dikenal luas memproduksi jenis rokok elektronik yang disebut mod mekanik.

Dibandingkan dengan jenis rokok elektrik pada umumnya, mod mekanik disebut memberikan pengguna lebih banyak akses langsung ke baterai, yang tidak memerlukan sirkuit khusus untuk mengatur tegangan listrik.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Kontak Intim Pemicu Maut

Sementara itu, laporan dari US Fire Administration pada tahun lalu, menunjukkan sebanyak 195 laporan tentang kebakaran dan ledakan yang terkait dengan rokok elektrik.

Namun laporan yang berasal dari periode tahun 2009 hingga 2016 itu diketahui tidak satupun menyebabkan kematian.

Kasus ledakan maut yang menimpa D'Elia menunjukkanbahwa rokok elektrik dengan baterai lithium-ion, yang bisa dibongkar pasang, menjadi "bahaya baru dan unik" karena lebih rentan terbakar.

"Tidak ada produk konsumen lain yang menempatkan baterai dengan bahaya ledakan seperti ini, pada jarak sedekat mungkin dengan tubuh manusia," kata laporan itu.

"Ini adalah kontak intim antara tubuh dan baterai yang paling bertanggung jawab atas tingkat cidera parah tersebut," lanjut laporan tersebut.

Para pendukung vaping mengatakan bahwa rokok elektrik dengan nikotin, dapat membantu orang berhenti merokok.

Namun, pihak lain khawatir bahwa rokok elektrik telah menarik perhatian kalangan anak muda, dan mungkin membuat mereka penasaran dengan rokok konvensional di kemudian hari.

Penelitian juga menunjukkan, bahwa walaupun rokok elektrik dapat membuat ketagihan, namun penggunanya memiliki paparan yang jauh lebih sedikit terhadap zat-zat beracun.