Liputan6.com, Nangarhar - Sejumlah bom meledak hampir serentak di pertandingan kriket di Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur. Sebanyak delapan orang meninggal dunia, demikian menurut keterangan seorang pejabat setempat pada Sabtu, 19 Mei 2018.
"Sekitar 45 orang lainnya luka-luka di stadion olahraga pada Jumat malam 18 Mei, di ibu kota provinsi itu, Jalalabad," kata juru bicara gubernur provinsi, Attahullah Khogyani, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (20/5/2018).
Baca Juga
Serangan itu terjadi ketika ratusan orang penonton meramaikan turnamen malam hari dalam bulan suci Ramadan. Khogyani mengatakan, wakil gubernur provinsi tetangganya Laghman dan penyelenggara utama turnamen itu termasuk di antara yang tewas.
Advertisement
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dengan keras mengecam serangan itu. Ia mengatakan bahwa perbuatan serangan demikian dalam bulan suci Ramadan membuktikan sekali lagi bahwa teroris bukan penganut sejati agama apa pun dan musuh kemanusiaan.
"Ketiga bom meledak hampir bersamaan," kata Khogyani.
Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu tetapi baik pemberontak Taliban maupun ISIS diketahui berada di bagian timur Afghanistan, terutama di Provinsi Nangarhar.
Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Ledakan di Masjid Afghanistan
Sebelumnya, 17 orang tewas dan 37 lainnya terluka dalam ledakan di sebuah masjid di Provinsi Khost, Afghanistan. Warga tengah berkumpul di lokasi kejadian untuk melaksanakan salat magrib. Masjid yang sama juga digunakan sebagai pusat pendaftaran pemilih.
Seperti dikutip dari BBC, Senin, 7Â Mei 2018, sejumlah korban luka akibat ledakan di masjid di Afghanistan ini berada dalam kondisi kritis.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden ini. Namun, ISIS lekat dengan serangan serupa.
Insiden ledakan ini disebutkan, bukan dipicu oleh pelaku bom bunuh diri, melainkan bahan peledak yang ditinggalkan di lokasi.
Advertisement