Liputan6.com, Washington DC - Seorang pakar kesehatan seksual asal Amerika Serikat (AS), John Gray, dalam bukunya yang berjudul Mars and Venus in the Bedroom, menulis bahwa dalam hubungan seksual, pria sangat mengharapkan kenikmatan fisik melalui sentuhan dan visual.
Sedangkan wanita lebih banyak mengharapkan kondisi layaknya rekreasi, yakni turut mendapatkan pengalaman batin yang memuaskan.
Lalu bagaimanakah seharusnya hubungan intim yang sehat bagi pria dan wanita, di mana memberikan manfaat yang seimbang bagi keduanya?
Advertisement
Dikutip dari Medical Daily pada Senin (21/5/2018), kontradiksi istilah mars dan venus sepertinya memang tepat untuk menggambarkan perbedaan sikap antara pria dan wanita, termasuk dalam kehidupan seksual.
Baca Juga
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pria menginginkan frekuensi hubungan seksual yang lebih tinggi dibandingkan wanita, dan sebaliknya wanita cenderung menginginkan keteraturan berhubungan intim secara berkala.
Selain itu, pria cenderung memiliki hasrat seksual yang menggebu saat berhubungan intim, dan sayangnya wanita butuh waktu lama untuk menyeimbangkannya.
Hal ini membuat pria merasa tidak mendapatkan kualitas hubungan intim yang maksimal, begitupun wanita yang merasa kesulitan untuk menyatu dengan gairah seksual pasangan.
Heidi McConkey, terapis seksual asal AS, menyarankan untuk memperbanyak rangsangan satu sama lain melaui foreplay saat berhubungan intim.
Menurutnya, melalui foreplay, pria akan tetap mendapat gairah seksual melalui kontak fisik berupa sentuhan dan visual. Selain itu, wanita juga memiliki waktu yang cukup untuk membangun dan menyeimbangkan gairah seksualnya dengan pasangan.
Hal ini memberikan kesempatan yang lebih besar dalam mencapai titik klimaks yang impas bagi pria dan wanita dalam berhubungan seks.
Simak video pilihan berikut:
Saling Mengkomunikasikan Terlebih Dahulu
Lalu bagaimana dengan seks oral yang menjadi tren bagi banyak pasangan saat ini? Apakah bentuk hubungan intim tersebut termasuk sehat?
Baik John Gray maupun Heidi McConkey, tidak menyebut hal ini masuk dalam kategori hubungan intim yang sehat. Namun, keduanya sama-sama tidak menampik bahwa terkadang seks oral berguna untuk meningkatkan gairah antara pria dan wanita dalam berhubungan initim.
Sangat disarankan untuk mengkomunikasikan terlebih dahulu mengenai keinginan untuk melakukan seks oral kepada pasangan. Hal ini untuk menghindari kemungkinan pasangan tidak suka atau tidak puas dengan seks oral yang Anda lakukan.
Selanjutnya mengenai frekuensi hubungan intim yang baik, lagi-lagi disarankan untuk berkomunikasi satu sama lain. Jika Anda dan pasangan merasa baik-baik saja dengan berhubungan intim setiap tiga kali seminggu, teruskan. Jika tidak, maka kembali luangkan waktu untuk mengkomunikasinnya lebih jauh.
Anda dan pasangan perlu saling jujur satu sama lain mengenai pengalaman seksual yang didapat ketika berhubungan intim.
"Jangan menutupi kekecewaan yang Anda rasakan jika memang Anda mengalami ketidakpuasaan saat berhubungan intim," saran McConkey.
Ditambahkan oleh McConkey, bahwa dengan bersikap saling terbuka, maka kedepannya akan memberikan pemahaman baru bagi masing-masing pihak mengenai hubungan intim yang dapat memberikan kepuasaan maksimal satu sama lain.
Advertisement