Sukses

Angklung dan Kuliner Indonesia Meriahkan Acara Budaya di Iran

Alunan merdu perpaduan antara gendang dan angklung membuat ceria suasana di kompleks Istana Saadad Abad, Tehran di Iran.

Liputan6.com, Tehran - Grup Musik KBRI Tehran mendapat sambutan meriah dari para tamu undangan dan pengunjung acara World Day for Cultural Diversity for Dialogue and Development dengan memainkan dua lagu daerah yaitu Manuk Dadali dan Si Jali-Jali.

Alunan merdu perpaduan antara gendang dan angklung membuat ceria suasana di kompleks Istana Saadad Abad, Tehran di Iran.

Selain menampilkan pertunjukan musik, KBRI Tehran juga mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia dengan menyuguhkan aneka makanan khas Indonesia seperti sate, rendang, bakwan jagung, bakwan sayur, risoles, pastel dan kering tempe. 

Seperti dikutip dari Kemlu.go.id, Selasa (22/5/2018), acara ini diselenggarakan oleh Perwakilan UNESCO di Iran pada 15 Mei 2018.

Sejumlah duta besar, diplomat, pejabat pemerintahan, serta para pelaku bidang seni, budaya dan pariwisata Iran turut hadir di acara tersebut.

Sebanyak 17 perwakilan negara asing seperti Austria, Kuba, Indonesia, Swedia, Uruguay, Kirgiztan, Yunani, Jerman, India, Pantai Gading, Aljazair dan Filipina ikut berpartisipasi pada acara tersebut. Dengan menampilkan kerajinan tangan, makanan khas, karya budaya serta pertunjukan seni dari masing-masing negara.

Sebagai informasi, sejak tahun 2001 UNESCO telah menetapkan tanggal 21 Mei sebagai Hari Peringatan World Day for Cultural Diversity yang bertujuan untuk mempromosikan keanegaragaman budaya melalui dialog yang adil dan sejajar di antara peradaban, budaya dan masyarakat dari berbagai negara di dunia dalam rangka mendukung terciptanya perdamaian dunia.

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Antusiasme Mahasiswa China Lihat Orkestra Angklung

Angklung ternyata juga pernah membuat terkesima sejumlah tamu dari mancanegara. Berikut ini kisahnya.

Saung Angklung Udjo kedatangan tamu dari mancanegara pada Minggu, 23 April 2017. Sebanyak 20 mahasiswa dari Tiongkok yang mengikuti program "Write to China" bertandang ke tempat itu.

Pantauan Liputan6.com, Minggu 24 April 2017, mereka terlihat terkesan dengan kebudayaan Indonesia yang ada di Saung Udjo. Salah satunya saat menyaksikan pertunjukan musik angklung.

Salah satu mahasiswa, Lin Qingyu (20) mengatakan, dirinya terkesan dengan penampilan tim Saung Angklung Udjo. "Saya senang bisa menyaksikan penampilan mereka. Bagi saya ini kejutan yang menyenangkan," ujar dia.

Saat itu, para mahasiswa asal Fujian, China yang juga ditemani 20 mahasiswa asal Indonesia, disuguhi pertunjukan seni khas Indonesia. Mulai dari wayang golek, kuda lumping, angklung mini, arumba hingga orkestra angklung.

Permainan angklung yang dibawakan tim Saung Angklung Udjo memberikan kesan tersendiri bagi puluhan mahasiswa. Lagu-lagu yang dibawakan tidak hanya lagu daerah, tetapi juga dari luar negeri.

Mahasiswa Fujian Agricultural and Forestry University itu mengaku pertama kali datang ke Indonesia. Dulu ia tak tahu seluk beluk Tanah Air. Namun dengan adanya kunjungan, dia mendapatkan banyak pengetahuan tentang Indonesia.

"Bukan hanya budaya dan hubungan antar kedua negara saja. Makanan di sini juga saya suka, rata-rata rasanya pedas dan manis," ucap Lin.

Suhandi Hasan, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pattimura yang mendampingi rombongan dari China, mengaku takjub dengan kunjungan tersebut. Ia juga mengaku kagum dengan penampilan angklung di Saung Udjo.

"Penampilannya bagus dan saya suka dengan budaya kita yang beragam," ungkap Suhandi.

Dalam kunjungan tersebut, mereka juga diperkenankan mencoba angklung bersama-sama.

Kunjungan mahasiswa asal Tiongkok ini terselenggara atas kerja sama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan Kedutaan Besar China di Indonesia. "Write to China" sendiri merupakan kompetisi esai yang pembukaannya dilakukan Januari 2017. Sebanyak 20 pemenang kompetisi tersebut terbang ke China untuk melakukan studi pada 10-19 April lalu.

Sebagai balasan kunjungan mahasiswa Indonesia itu, giliran 20 mahasiswa dari China yang melakukan lawatan ke Indonesia.

Sebelum mengunjungi Saung Angklung Udjo, para mahasiswa terlebih dulu dibawa ke Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Selain mengunjungi Bandung, studi ini juga akan berlanjut ke kota Yogyakarta dan Bali.

"Sebagian besar mahasiswa asal China belum pernah ke Indonesia. Dipilihnya Bandung sendiri karena punya sejarah yang kuat termasuk KAA ini," terang Project Manager FPCI, Lailatunnazhifah.

Sementara itu, atase hubungan masyarakat dan pers Kedutaan Besar China untuk Indonesia, An Xiaoshan menyatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah mempererat persahabatan antara kedua negara.

"Kunjungan ini sangat penting bagi kedua negara dan mengenal lebih dalam lagi tentang kebudayaan antar negara. Kita berharap dengan perjalanan ini para mahasiswa China bisa lebih mengenal Indonesia," jelas An.

Kebudayaan di Indonesia ini beragam terdapat banyak suku dan bahasa. Kesan peserta sendiri kebanyakan tertarik untuk mempelajari banyak hal tentang Indonesia," tambahnya. (Huyogo Simbolon)

Â