Sukses

Ledakan Terjadi di Sebuah Restoran Kanada, Teror Bom?

Meskipun ada laporan terdapat sebuah perangkat mencurigakan di dalam restoran, sejauh ini ledakan tak disebut sebagai pengeboman.

Liputan6.com, Toronto - Ledakan terjadi di sebuah restoran di Toronto, Kanada. Sejumlah orang yang berada di lokasi tersebut menjadi korban, terluka.

Seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (25/5/2018), puluhan kru darurat bergegas ke tempat kejadian di Mississauga, Ontario, pada Kamis 24 Mei sekitar pukul 22.30 waktu setempat. Paramedis mengatakan mereka telah mengangkut 15 pasien yang tiga di antaranya dibawa ke pusat trauma akibat luka ledakan parah.

Seorang wartawan, Jeremy Cohn, menggambarkan cedera tersebut sebagai penetrating trauma injuries -- dampak sebuah benda menembus kulit dan memasuki jaringan tubuh, menciptakan luka terbuka. Pada trauma akibat luka benda tumpul, mungkin ada dampak, tetapi kulit tidak selalu rusak.

"Ada polisi bersenjata lengkap," katanya seraya menambahkan juga terlihat unit-unit taktis seperti K9 dan penjinak bahan peledak.

Petugas pemadam kebakaran Kanada mundur karena polisi tengah menyisir bahan peledak.

Pihak berwenang tidak menyebut insiden itu sebagai "pengeboman", meskipun ada laporan terdapat sebuah perangkat mencurigakan di dalam restoran.

Sejauh ini penyebab ledakan masih belum dapat dipastikan, tetapi diyakini ledakan itu terjadi di restoran Bombay Bhel -- tempat makan ala India.

Sejumlah jaringan televisi Kanada merekam gambar korban di sejumlah ambulans yang diangkut ke rumah sakit setempat. Namun belum ada laporan pasti tentang kondisi mereka.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Benda Diduga Bom Diledakkan di Pengadilan Kanada

Sebelumnya, benda diduga bom pernah ditemukan di gedung pengadilan di Provinsi Saskatoon, Kanada. Polisi setempat pun meledakkannya.

Polisi dan petugas pemadam kebakaran berada di Kilborn Place -- tempat di mana gedung pengadilan Provinsi Saskatoon terletak -- saat proses ledakan dilakukan.

"Penyidik tengah berurusan dengan apa yang mereka percaya sebagai detonator atau pemicu ledakan, alat peledak improvisasi," kata Kepolisian Saskatoon dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN, Kamis, 30 Maret 2017.

"Ada laporan terjadi beberapa kerusakan kecil pada eksterior bangunan. Tapi tak ada yang terluka."

Di lokasi kejadian, tim dari unit penjinak bahan peledak dan pendeteksi bom K9 juga disiagakan. Sejauh ini belum dilakukan penangkapan.

Sebelumnya pada 8 Maret 2017, teror bom menghantui komunitas Yahudi di AS dan Kanada.

Pihak kepolisian di New York, Florida, juga Kanada dikabarkan kewalahan menanggapi banyaknya laporan soal ancaman yang muncul dalam waktu satu hari tepatnya pada Selasa 7 Maret waktu setempat. Di mana hal itu berujung pada dilakukannya proses evakuasi.

The Anti-Defamation League, organisasi hak-hak sipil Yahudi juga menyatakan bahwa mereka mendapat ancaman bom di empat lokasi berbeda.

"Kami belum pernah melihat sebuah periode ancaman terkonsentrasi terhadap komunitas Yahudi. Beberapa minggu pekan terakhir jauh lebih menganggu dibanding apa yang pernah saya saksikan selama bertahun-tahun," ujar Wali Kota New York Bill de Blasio seperti dikutip dari Independent, Rabu 8 Maret.

Pemerintah federal AS tengah menyelidiki fenomena ancaman terhadap sejumlah organisasi Yahudi termasuk lebih dari 100 hoax ancaman bom dalam lima gelombang berbeda pada Januari dan Februari 2017 di lebih dari 12 negara.

Ancaman bom terbaru itu juga dibenarkan oleh Asosiasi JCC Amerika Utara.

"Asosiasi JCC Amerika Utara mengonfirmasi situasi yang berkembang di sejumlah JCC di mana mereka telah menerima baik melalui email atau telepon soal ancaman bom pada malam dan pagi hari. Kami akan menindaklanjuti dengan informasi lebih lanjut jika terdapat perkembangan," sebut asosiasi itu melalui sebuah pernyataan.

Sementara itu Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer menegaskan, pemerintahan trump mengecam gelombang ancaman bom terbaru.