Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terbaru kepada Iran dan entitas yang berkaitan dengan Negeri Para Mullah, pada Kamis, 24 Mei 2018.
Sanksi itu menyasar pada individu dan firma yang terlibat dalam impor suku cadang untuk maskapai pesawat Iran, serta membantu Garda Nasional Iran dan "organisasi teroris internasional" yang terafiliasi dengan Tehran.
"(Individu dan firma yang dijatuhi sanksi terbaru) menyediakan onderdil dan jasa bagi armada maskapai Iran yang sebelumnya telah dijatuhi sanksi, meliputi Mahan Air, Caspian Air, Meraj Air, dan Pouya Air," kata Menkeu AS Steve Mnuchin dalam pernyataan tertulis, seperti dikutip dari Asharq Al Awsat (25/5/2018).
Advertisement
"Mereka juga memperpanjang operasi Garda Nasional Iran-Quds Force dan membantu rezim Iran untuk mendistribusikan senjata, militan, dan uang kepada rekan-rekan mereka, termasuk 'Hizbullah' serta rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad," lanjut Mnuchin.
Mnuchin juga mengimbau agar negara dan perusahaan di seluruh dunia harus menyadari risiko menjalin kerja sama aviasi dengan Iran.
Baca Juga
"Layanan maskapai penerbangan itu digunakan Iran untuk mengekspor bantuan untuk kelompok terorisme di seluru wilayah. Praktik penipuan yang digunakan mereka untuk mendapatkan layanan dan barang AS secara ilegal adalah contoh lain dari cara-cara curang yang telah lama dioperasikan oleh Iran," kata Menkeu AS.
Kemenkeu AS memberlakukan sanksi terhadap lima komandan Garda Revolusi Iran untuk peran mereka dalam melatih pasukan Houthi di Yaman guna membuat rudal balistik. AS juga menuduh lima komandan itu mengirim uang kepada milisi Houthi.
Washington juga menargetkan tiga individu, satu dari Turki dan dua dari Iran, yang disebut terkait dengan firma maskapai penerbangan.
Sanksi itu juga menyasar pada "Jaringan perusahaan yang berbasis di Istanbul, termasuk Trigron Lojistik, RA Havacilik dan 3G Lojistik, karena telah membantu maskapai Iran Mahan Air mengamankan barang dan jasa penerbangan utama serta mempertahankan armada pesawat buatan Barat."
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Menyusul AS Keluar dari JCPOA
Ini merupakan kedua kalinya AS menjatuhkan sanksi terhadap Iran, menyusul langkah Washington untuk keluar dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) pada 8 Mei 2018.
Pada Selasa, 8 Mei 2018, Donald Trump menandatangani memorandum presiden yang menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir Iran. Tidak hanya itu, Donald Trump juga akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.
Presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut mengklaim bahwa kesepatan nuklir Iran yang dianggapnya "cacat", tidak menghentikan Teheran mengembangkan bom nuklir.
Iran dituding gagal berlaku jujur tentang ambisi nuklirnya, mendukung kelompok teroris, dan bertindak dengan cara yang semakin bermusuhan di Timur Tengah.
"Jelas bagi saya bahwa kita tidak bisa mencegah bom nuklir Iran di bawah struktur perjanjian saat ini yang rusak dan membusuk," ujar Donald Trump seperti dikutip dari Telegraph, Rabu 9Â Mei 2018.
"Pada intinya, kesepakatan Iran cacat. Jika kita tidak melakukan apa-apa, kita tahu pasti apa yang akan terjadi. Hanya dalam waktu singkat, negara pemimpin sponsor teror dunia akan berada di titik puncak untuk memperoleh senjata paling berbahaya di muka bumi."
"Oleh karena itu, saya umumkan hari ini bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran."
Donald Trump menambahkan, "Setiap negara yang membantu Iran dalam mewujudkan senjata nuklir dapat dikenakan sanksi keras oleh Amerika Serikat".
Advertisement