Sukses

Kim Jong-un Kirim Delegasi Korea Utara ke Singapura dan AS

Pergerakan aktif Washington dan Pyongyang belakangan memicu dugaan kuat bahwa pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump tetap akan terwujud.

Liputan6.com, Beijing - Seorang penyiar radio Jepang mengabarkan bahwa ajudan utama pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan tiba di Singapura pada Senin malam. Informasi ini menambah kuat dugaan bahwa rencana KTT Korea Utara-Amerika Serikat akan terus berlanjut.

Kim Chang-son, kepala staf de facto Kim Jong-un, terbang ke Singapura melalui Beijing pada Senin malam, demikian laporan penyiar kantor berita NHK. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (29/5/2018).

Sementara itu, kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan bahwa Kim Yong-chol, seorang mantan kepala intelijen Korea Utara dan pejabat senior, tengah dalam perjalanan menuju AS dari Beijing. Disinyalir, ia akan melangsungkan pembicaraan dengan para pejabat AS terkait dengan rencana pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump.

Adapun sebuah tim pemerintah AS, termasuk di dalamnya Joe Hagin, wakil kepala staf Gedung Putih untuk operasi, sebelumnya dilaporkan NHK telah meninggalkan pangkalan udara Yokota di Jepang untuk berangkat ke Singapura pada hari Senin.

Gedung Putih menyatakan bahwa tim dari AS bepergian ke Singapura untuk bertemu dengan delegasi Korea Utara.

Washington juga mengumumkan bahwa Trump berbincang via telepon dengan Perdana Menteri Shinzo Abe pada hari Senin. Keduanya menegaskan bahwa mereka akan bertemu sebelum KTT Korea Utara-Amerika Serikat.

Trump dan Abe "menegaskan keharusan bersama untuk mencapai penanggalan lengkap dan permanen senjata nuklir, kimia, dan biologis Korea Utara dan program rudal balistik", demikian ungkap Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Maju Mundur Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump

Tatap muka Kim Jong-un dan Donald Trump yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni mendatang di Singapura diduga kuat akan berjalan sesuai rencana pasca-pembatalan sepihak oleh Amerika Serikat.

Sehari setelah mengumumkan pembatalan, Trump mengatakan ia mempertimbangkan kembali soal pertemuannya dan Kim Jong-un. Tak lama setelahnya, muncul laporan yang menyebutkan bahwa pejabat dari kedua negara bertemu untuk membuat rincian lebih lanjut.

Ketika Kim Chang-son ditanya oleh wartawan di bandara di Beijing apakah ia terbang ke Singapura untuk melakukan pembicaraan dengan AS, pria itu menjawab singkat bahwa kepergiannya hanya kunjungan biasa. Demikian menurut Nippon Television Network.

Dalam kebingungan diplomasi selama akhir pekan, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengadakan pertemuan mengejutkan pada hari Sabtu di desa Panmunjom. Kedua pemimpin Korea ini sepakat bahwa KTT Korea Utara-Amerika Serikat harus terwujud.

Setelahnya, seorang pejabat Korea Selatan mengatakan bahwa Presiden Moon kemungkinan dapat bergabung dengan Kim Jong-un dan Trump dalam pertemuan di Singapura. Namun, kehadiran Moon akan sangat bergantung pada kesepakatan Pyongyang dan Washington.

Pada hari Minggu, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa delegasi AS dan Korea Utara telah bertemu di Panmunjom. Sung Kim, seorang mantan dubes AS untuk Korea Selatan yang sekarang menjadi dubes AS untuk Filipina, dilaporkan memimpin delegasi tersebut.

Adapun pada hari Senin, Moon mengatakan bahwa ke depan akan ada lebih banyak pembicaraan dadakan antara dua Korea.

Dalam pertemuan perdana Moon dan Kim Jon-un pada 27 April lalu, keduanya setuju untuk mengejar "denuklirisasi penuh" di Semenanjung Korea, tidak ada definisi pasti atau bagaimana itu akan dilakukan. Sejak itu, Korea Utara terang-terangan menolak tuntutan AS agar mereka secara sepihak meninggalkan program senjata nuklirnya.

Analis percaya bahwa Washington tengah mencoba untuk memastikan apakah Korea Utara bersedia menyetujui langkah-langkah denuklirisasi demi memungkinkan pertemuan Kim Jong-un dan Trump terwujud.

Korea Utara membela program nuklir dan rudalnya sebagai alat pencegah agresi militer AS. Pyongyang sejak lama mengatakan bahwa pihaknya bersedia menanggalkan senjata nuklirnya jika AS bersedia menarik pasukannya dari Korea Selatan dan mengakhiri aliansi payung nuklirnya dengan Seoul.

Â