Sukses

Pemilik Chelsea Sah Jadi Warga Negara Israel, agar Bisa ke Inggris?

Langkah Roman Abramovich menjadi warga negara Israel disebut merupakan cara agar dirinya bisa masuk ke Inggris.

Liputan6.com, Tel Aviv - Permohonan Roman Abramovich, miliarder Rusia pemilik klub sepak bola Chelsea, untuk memiliki kewarganegaraan Israel telah dikabulkan oleh pemerintahan Negeri Bintang David.

Abramovich juga berencana pindah ke Tel Aviv dalam waktu dekat, kata laporan media setempat seperti dikutip dari The Guardian Selasa, (29/5/2018).

Kementerian Dalam Negeri Israel mengonfirmasi hal tersebut dalam sebuah wawancara di stasiun televisi lokal Channel 10 pada Senin, 28 Mei 2018.

"Roman Abramovich tiba di Kedutaan Israel di Moskow ... dia mengajukan permintaan untuk berimigrasi. Dokumennya telah diperiksa sesuai dengan hukum The Law of Return dan dia memang ditemukan memenuhi syarat," kata pejabat Kementerian Dalam Negeri Israel itu.

The Law of Return atau Undang-Undang Kepulangan yang disahkan pada 1950 adalah legislasi yang dikeluarkan oleh Israel guna memberi sarana bagi seluruh Yahudi dan pasangannya untuk tinggal di dan mendapatkan kewarganegaraan Israel.

Juru bicara Roman Abramovich belum berkomentar tentang kabar itu.

Akan tetapi, menurut situs surat kabar Israel Yedioth Aharonoth, Abramovich telah ke Tel Aviv pada Senin 28 Mei untuk menerima dokumen kewarganegaraan Israel.

Yedioth Aharonoth juga melaporkan bahwa pemilik klub Chelsea itu telah membeli properti di sana; sebuah hotel bekas di pesisir pantai Mediterrania.

Informasi itu muncul di tengah kemelut perpanjangan visa Abramovich di Inggris yang tak kunjung diterima.

Visa miliarder pemilik Chelsea itu bermasalah lantaran keputusan Inggris untuk tak lagi menyambut hangat para miliarder dan oligarki Rusia --terutama yang dituduh dekat dengan Kremlin-- untuk menjadikan London sebagai rumah kedua mereka.

Hal itu dipicu oleh kasus serangan racun saraf terhadap seorang mantan agen ganda Rusia, Sergei V Skripal; dan putrinya, Yulia, di Salisbury pada 4 Maret 2018. Inggris menuduh Rusia sebagai dalang serangan, namun Moskow membantah.

Di sisi lain, Israel-Inggris memiliki kebijakan visa kewarganegaraan yang lebih longgar ketimbang Rusia-Inggris. Pemegang paspor Israel bisa masuk ke Inggris tanpa visa untuk kunjungan singkat non-bekerja. Kendati demikian, pemegang paspor Israel yang hendak bekerja di Inggris tetap membutuhkan visa.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kemelut Roman Abramovich, Visa, dan Hubungan Rusia-Inggris

Roman Abramovich yang berdarah Yahudi telah menjadi pengunjung tetap ke Israel. Ia juga telah mendonasikan jutaan dolar untuk penelitian, pengembangan proyek, dan investasi terhadap firma Israel.

Media Israel telah berspekulasi bahwa pengusaha itu mencari kewarganegaraan ganda sebagai alternatif bagi dirinya untuk dapat masuk dan menetap kembali di London. Dan Israel menjadi daftar teratas baginya.

Kendati demikian, walau telah memiliki paspor Israel, dan Israel-Inggris memiliki kebijakan visa yang lebih longgar, Abramovich diperkirakan akan tetap mengalami kesulitan untuk kembali masuk ke Britania Raya.

Dipercaya bahwa pemerintah Inggris membutuhkan beberapa pengungkapan dan transparansi keuangan jika Abramovich ingin mendapat visa. Namun, dugaan kedekatannya (secara finansial) dengan Kremlin mungkin akan membuat Abramovich enggan untuk mengikuti proses itu.

Abramovich Gagal Perpanjang Visa

Abramovich dikabarkan gagal mendapat perpanjangan Visa Tier-1 pada dua pekan lalu. Kabar itu tercium ketika dirinya tak menghadiri partai final Piala FA antara Chelsea vs Manchester United pada 19 Mei 2018 --sebuah tindakan yang tak biasa bagi miliarder Rusia tersebut.

Kemudian, muncul kabar bahwa permohonan perpanjangan Visa Tier-1 Abramovich telah ditolak oleh Inggris. London tak berkomentar terkait hal itu.

Untuk mengamankan perpanjangan Visa Tier-1, yang dikhususkan bagi pengusaha, yang bersangkutan hanya perlu menunjukkan bahwa ia memiliki dana US$ 1,35 juta di Inggris dan telah menginvestasikan tiga perempat dari jumlah itu (setara 2 juta pound sterling) dalam obligasi pemerintah, saham, atau pinjaman ke perusahaan-perusahaan Inggris.

Dengan kekayaan bersih yang diperkirakan lebih dari US$ 10 miliar, dan ratusan juta di antaranya telah diinvestasikan di Inggris, seharusnya Abramovich tidak perlu kesulitan dan terhambat memperbarui visa. Ia sendiri memiliki rumah besar di London yang nilainya ditaksir lebih dari US$ 150 juta.

Â