Sukses

Tentara Israel Balas Tembakan Roket Hamas di Jalur Gaza

Militan di Jalur Gaza, dilaporkan menembakan roket ke Israel pada 2 Juni 2018. Tindakan itu memicu aksi balasan dari militer Israel.

Liputan6.com, Gaza - Militan di Jalur Gaza, di dekat kubu Palestina dilaporkan menembakan sejumlah roket ke lokasi Israel pada Sabtu, 2 Juni 2018 waktu setempat.

Tindakan itu memicu aksi balasan dari militer Israel (IDF) yang melakukan serangan udara ke lokasi Hamas di Jalur Gaza, kata juru bicara IDF, seperti dikutip dari Voice of America, Minggu (3/5/2018).

Setidaknya empat proyektil roket ditembakkan dari Gaza ke kubu Israel, klaim IDF dalam sebuah pernyataan. Tiga proyektil berhasil dicegat sistem pertahanan udara Iron Dome Israel, satu lainnya jatuh di tengah penerbangan.

Sementara itu, seperti dikutip dari The Times of Israel, sirene bahaya serangan udara terdengar di Sderot, Sha'ar Hanegev, dan Hof Ashkelon di Israel selatan yang dekat dengan perbatasan wilayah Palestina di Jalur Gaza pada Sabtu malam.

Suara sirene memicu penduduk Israel bergegas berlindung ke tempat penampungan.

Israel menuduh kelompok Hamas Palestina di Jalur Gaza sebagai dalang penembakan roket. Di sisi lain, tak satu pun dari kelompok militan Gaza yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Warga di Gaza mengatakan, pesawat Israel menyerang setidaknya tiga situs Hamas pada malam yang sama hingga dini hari 3 Juni 2018.

Militer Israel mengonfirmasi dalam pernyataan bahwa mereka telah melakukan serangan udara. IDF juga menambahkan bahwa "Organisasi teror Hamas bertanggung jawab untuk semua peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza."

Sejauh ini belum ada laporan tentang korban atas insiden terbaru di Jalur Gaza tersebut.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Angka Peristiwa Kekerasan di Jalur Gaza Melonjak

Kekerasan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Setidaknya 120 orang Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel dalam demonstrasi massa di sepanjang perbatasan Gaza yang dimulai pada 30 Maret.

Israel --yang telah menarik kecaman internasional karena penggunaan kekuatan mematikan-- mengatakan banyak dari mereka yang tewas adalah anggota Hamas dan militan yang berusaha melancarkan serangan dengan berkedok demonstrasi.

Orang-orang Palestina mengatakan sebagian besar korban tewas dan ribuan orang yang terluka adalah penduduk sipil yang tidak bersenjata, di mana tentara Israel dengan sengaja menggunakan kekuatan yang berlebihan kepada mereka.

Lebih dari 2 juta orang Palestina memenuhi Jalur Gaza, daerah kantung (enclave) pantai yang sempit. Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005, tetapi mempertahankan kontrol ketat atas perbatasan darat dan lautnya, dengan alasan masalah keamanan.