Sukses

Sengaja Cium Bibir Seorang Wanita, Presiden Rodrigo Duterte Dikecam

Presiden Rodrigo Duterte dituding sebagai sosok pria misoginis. Kelakuannya dianggap tak menghargai hak-hak perempuan.

Liputan6.com, Seoul - Presiden Filipina Rodrigo Duterte diserang kecaman luas karena mencium bibir seorang tenaga kerja wanita (TKW) Filipina, dalam sebuah agenda pertemuan publik di Seoul, pada akhir pekan lalu.

Dikutip dari BBC pada Senin (4/6/2018), dua orang wanita Filipina diundang ke atas panggung untuk diwawancarai langsung oleh Presiden Duterte.

Sang presiden memeluk wanita pertama dan memberinya ciuman di pipi, sebelum menunjuk partisipan kedua untuk mencium bibirnya.

Setelah maju-mundur seraya tersipu, wanita muda memberanikan diri mendekat ke Rodrigo Duterte dengan tawa gugup. Sang presiden kemudian membungkuk dan segera menciumnya tepat di bibir.

Aksi itu memicu sorak-sorai dari para hadirin, yang sebagian besar disi oleh para pekerja migran asal Filipina.

Bea Kim, nama wanita itu, menyatakan kepada kantor berita Filipina bahwa presiden telah menanyakan apakah dia masih lajang. Ia menjawab bahwa dirinya telah menikah dengan seorang pria asal Korea Selatan.

Dia mengatakan bahwa ada "tidak ada kejahatan" dalam ciuman itu, dan menambahkannya sebagai sesuatu yang "tidak berarti apa-apa kecuali untuk menghibur dan membuat orang Filipina lainnya dalam pertemuan itu bahagia".

Kelompok hak-hak wanita, Gabriela, mengecam peristiwa itu, dan mengatakannya sebagai bagian dari upaya membelokkan isu-isu kebijakan nyata, serta menutupi popularitas Rodrigo Duterte yang semakin menurun.

"Aksi kejantanannya yang berulang-ulang dimaksudkan sebagai hiburan untuk menyembunyikan realitas popularitasnya yang melorot dengan cepat akibat isu pembunuhan di luar hukum, undang-undang Reformasi Pajak untuk Percepatan Ekonomi, serta inklusi dan skandal korupsi besar-besaran yang sekarang mengganggu pemerintahannya," kata kelompok Gabriela dalam sebuah pernyataan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Dituding Bersikap Misoginis

Sementara itu, Presiden Rodrigo Duterte telah memicu kemarahan sebelumnya dengan serangkaian komentar yang dianggap bersifat misoginis.

Pada April 2016, ia berbicara dalam kampanye pemilihan umum tentang pembunuhan 1989 dan pemerkosaan seorang misionaris wanita Australia di Davao, di mana dia adalah walikota pada saat itu.

"Saya marah karena dia diperkosa," katanya. "Itu satu hal. Tapi dia sangat cantik, seharusnya walikota dulu, sayang sekali."

Kantornya kemudian meminta maaf secara terbuka atas komentar tersebut.

Awal tahun ini, Presiden Duterte juga mengatakan kepada tentara Filipina, bahwa mereka harus menembak pemberontak komunis perempuan di vagina.

Kedua insiden tersebut menyebabkan kritik yang kuat dan serangan balik terhadap Duterte di media sosial.

Â