Sukses

'Lautan Oranye' Mengenang Korban Kekerasan Senjata Api di AS

Lautan oranye terlihat di Taman Anacostia, Washington DC, Amerika Serikat ketika aktivis, politisi, dan anggota masyarakat berkumpul untuk mengenang korban kekerasan senjata api.

Liputan6.com, Washington DC - Tanggal 2 Juni adalah Hari Kesadaran akan Kekerasan Senjata Api, dan orang di seluruh Amerika mengikuti acara tahunan ke-empat itu dengan "Mengenakan Oranye" untuk menunjukkan solidaritas pada gerakan mengakhiri kekerasan senjata api dan mengenang para korban.

Seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (5/6/2018), lautan oranye terlihat di Taman Anacostia, Washington DC, ketika aktivis, politisi, di Amerika dan masyarakat berkumpul untuk mengenang korban kekerasan senjata api.

Ketua panitia acara peringatan Sarah Dachos mengatakan, "Acara ini untuk meningkatkan kesadaran akan kekerasan senjata api, yang kami tahu kini berada pada tingkat yang sangat tinggi di negara kita, di kota-kota kita, di komunitas kita. Khususnya di Washington DC, kami mendapati lonjakan jumlah kekerasan senjata api. Akhir pekan lalu, 14 orang ditembak, empat dari mereka tewas."

Kampanye "Kenakan Oranye" di Amerika Serikat dimulai setelah kematian seorang remaja perempuan berusia 15 tahun pada tahun 2013, satu minggu setelah mengikuti pawai perdana pelantikan masa jabatan kedua Presiden Obama.

Teman-teman sekelasnya mengenangnya dengan mengenakan pakaian oranye, warna yang digunakan pemburu di hutan untuk menunjukkan keberadaannya.

Charles Allen, anggota Dewan Perwakilan Washington, DC, mengatakan, "Beberapa hari lalu saya melewati lokasi tiga penembakan di mana masih terdapat celana bernoda darah di jalan, noda darah di trotoar dari penembakan dan orang-orang di sekitar itu melewati tempat itu. Situasi ini menunjukkan, orang sudah menganggap biasa peristiwa itu dan ini tidak bisa diterima."

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Memusatkan Perhatian

Supaya sukses, gerakan harus tidak sekadar meningkatkan kesadaran, tetapi memusatkan perhatian pada hasil yang bisa diukur, menurut Stef Woods dari American University.

"Kalau kita melihat fakta sejak penembakan di Parkland, 14 negara bagian telah memperketat atau menyetujui undang-undang pengendalian senjata dan 19 perusahaan telah memutus hubungan dengan NRA, menunjukkan ini adalah titik kritis, tetapi bagaimana kita melanjutkan momentum ini? Di sinilah perlunya fokus melanjutkan upaya yang bisa menghasilkan, melanjutkan soal-soal yang diupayakan, agar memberi hasil yang diharapkan," kata Woods.

Acara kumpul di Anacostia itu menyediakan meja di mana orang-orang bisa mendaftar untuk memberikan suara, dan hadir para calon politisi untuk mendiskusikan inisiatif. Tetapi bagi sebagian yang hadir, kebersamaan anggota masyarakat adalah yang paling penting.

Tamar King, penyintas kekerasan senjata api, mengatakan, "Menurut saya, acara ini adalah juga perayaan, sementara begitu banyak tugas lain yang kami lakukan sangat terorganisir dan berfokus dan melobi, dan lainnya. Di sini, peringatan ini juga memberi kami kesempatan mengenal satu sama lain."

Acara itu adalah satu dari ratusan pertemuan, rapat umum, BBQ, dan pawai yang berlangsung 1 sampai 3 Juni di seluruh Amerika.