Liputan6.com, Kairo - Para pemimpin Mesir dan Ethiopia mengatakan telah mencapai kemajuan dalam perundingan mengenai pembagian pasokan air Sungai Nil, setelah sebelumnya muncul komitmen untuk menyelesaikan kontroversi proyek pembangunan bendungan raksasa.
Dikutip dari VOA Indonesia, Senin (11/6/2018), kedua negara telah berupaya selama berbulan-bulan, untuk menyelesaikan sengketa mengenai bendungan raksasa yang dibangun Ethiopia di Sungai Nil. Mesir khawatir bendungan itu akan mengancam pasokan airnya.
Bendungan Ethiopia itu, yang diperkirakan akan menghabiskan biaya sedikitnya US$ 4 miliar, akan menjadi bendungan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika.
Advertisement
Baca Juga
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed meyakinkan Mesir pada Minggu, 10 Juni 2018, bahwa bendungan itu tidak akan mengurangi pasokan air Sungai Nil bagi Mesir.
Ditambahkan PM Ahmed, Addis Ababa tidak "ada niat atau gagasan untuk merugikan rakyat Mesir".
"Kami yakin bahwa kami akan mendapat manfaat dari sungai ini, tanpa merugikan rakyat Mesir," kata PM Ahmed dalam konferensi pers bersama Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sissi di Kairo.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Â
Ethiopia Belajar ke Indonesia
Sementara itu, pemerintah Ethiopia menyatakan ingin belajar perihal sektor ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan (EBT) dari Indonesia, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Keinginan tersebut disampaikan Menteri Air, Irigasi dan Ketenagalistrikan Ethiopia, Seleshi Bekele saat mengunjungi Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, akhir tahun lalu.
Dalam kunjungan ini, delegasi Ethiopia memberikan apresiasi dan ingin menggali informasi atas kesuksesan Indonesia dalam meningkatkan percepatan pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi).
Pemerintah Ethiopia saat ini tengah melakukan restrukturisasi sektor kelistrikan dengan berfokus peningkatan rasio elektrifikasi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan, saat ini rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 93,5 persendengan kapasitas pembangkit listrik nasional sebesar 60,1 Giga Watt (GW) atau naik 7,1 GW dalam tiga tahun terakhir dibanding tahun 2014 yang sebesar 53 GW.
Advertisement