Liputan6.com, London - Ada banyak mitos soal cegukan (hiccup) atau singultus. Konon, itu adalah pertanda bahwa anak kecil yang mengalaminya bakal cepat besar dan tinggi. Atau, jika terjadi pada orang dewasa, mungkin ada orang yang sedang memikirkan atau membicarakan mereka.
Mitos di Jepang lebih mengerikan lagi. Konon, jika seseorang cegukan lebih dari 100 kali, bisa berarti mereka akan meninggal dunia.
Namun, tentu saja semua mitos itu tidak benar dan tak didukung bukti ilmiah. Dari sisi medis, cegukan adalah keluarnya suara khas akibat menutupnya pita suara secara tiba-tiba yang dipicu oleh kontraksi pada diafragma. Kondisi tersebut bisa dialami bayi hingga orang dewasa. Durasinya pun bervariasi.
Advertisement
Baca Juga
Bagaimana dengan mitos bahwa cegukan lebih dari 100 kali akan menyebabkan seseorang meninggal dunia? Sejarah membuktikan, itu tak benar.
Charles Osborne menjadi pemegang rekor cegukan paling lama sepanjang sejarah dunia, yakni selama 68 tahun dan 11 hari. Namanya pun tercatat dalam Guinness Book of World Records.
Cegukannya berawal pada 13 Juni 1922. Kala itu, ia sedang menimbang babi yang akan disembelih.
"Babi itu seberat 350 pon (158,7 kg). Aku mengangkatnya dari timbangan dan terjatuh," kata dia seperti dikutip dari situs Today I Found Out, Selasa (13/6/2018).
Kala itu, Osborne tak merasakan apapun. Namun, dokter yang belakangan memeriksanya mengatakan, ada kerusakan di otaknya yang memicu respons berupa cegukan, demikian menurut Dr. Terence Anthoney.
Awalnya, cegukan yang dialami Osborne terjadi rata-rata sekitar 40 kali per menit. Seiring usianya yang bertambah, durasinya melambat, sekitar 20 cegukan per menit.
Osborne pun belajar untuk menekan bunyi cegukannya, dengan cara mengatur penapasannya -- sebuah teknik yang diajarkan kepadanya oleh para dokter di Mayo Clinic.
Tentu saja, cegukan berkepanjangan itu sangat mengganggu. Namun, yang mengagumkan, Osborne masih bisa menjaga kewarasannya.
Selama hidupnya, ia menikah dua kali. Osborne belum cegukan saat menikah untuk kali pertamanya. Pria itu juga menjadi ayah dari delapan anak.
Namun, karena cegukannya itu, belakangan Osborne harus makan makanan yang sudah dihaluskan dengan blender.
Sebab, sulit bagi makanan untuk mencapai lambungnya gara-gara cegukan.
Segala cara sudah dilakukan untuk menghentikan cegukannya. Dari minum air, menahan napas, hingga dikagetkan.
Suatu ketika, salah satu temannya menembakkan senapan dua barel tepat di belakangnya. "Saya ketakutan setengah mati," kata Osborne, seperti dikutip dari People. "Namun, itu sama sekali tak menghentikan cegukan yang kualami."
Cegukan tersebut akhirnya berhenti dengan sendirinya, secara misterius, 11 bulan jelang kematiannya pada tahun 1991.
Diperkirakan, Osborne mengeluarkan suara 'hik, hik' selama 430 juta kali.
Selain menjadi awal mula cegukan berkepanjangan yang dialami Charles Osborne, sejumlah kejadian bersejarah juga terjadi pada tanggal 13 Juni.
Pada 1886, Raja Ludwig II dari Bayern tenggelam di Danau Starnberg.
Pengumuman resmi pemerintah menyatakan bahwa Ludwig II sengaja bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya. Tapi, hasil otopsi tidak menemukan air dalam paru-parunya, sehingga timbul teori-teori lain mengenai penyebab kematiannya, antara lain dibunuh oleh lawan politiknya atau meninggal karena serangan jantung.
Sementara, pada 1996, pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 865 jatuh di Bandara Fukuoka. Sebanyak 272 selamat dan 3 orang tewas dalam insiden tersebut.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:Â
Fakta Menarik Cegukan
Bukan hanya Charles Osborne yang mengalami cegukan dramatis. Pada 2006, Christopher Sands, pria asal Lincolnshire, Inggris mengalami cegukan selama tiga tahun.
Cegukan itu menghancurkan kariernya sebagai pemain musik dan vokalis. Cegukannya sangat parah, sampai-sampai mengganggu pernapasannya.
Pada 2009, kasus Sands mendapatkan perhatian lewat liputan media. Para dokter asal Amerika Serikat yang memeriksanya menemukan ada tumor di otaknya yang memicu cegukan berkepanjangan.
Setelah tumor itu diangkat, Christopher Sands lepas dari penderitaannya.
Sementara itu, pada 2007, Jennifer Mee asal Florida mengalami cegukan parah, 50 kali dalam satu menit, selama 35 hari.
Mee kembali jadi pemberitaan pada tahun 2010. Bukan lantaran cegukan, melainkan ia ditangkap atas tuduhan pembunuhan setelah terlibat dalam aksi perampokan.
Advertisement