Koln - Wabah ngengat ek, yakni ulat bulu beracun dari pohon ek, tengah melanda beberapa wilayah Jerman. Kondisi tersebut mengakibatkan sejumlah sekolah dan taman terpaksa ditutup.
Seperti dikutip dari DW, Rabu (13/6/2018), penutupan tersebut dilakukan karena terkena bulu ulat tersebut dapat menyebabkan ruam dan masalah pernapasan.
Baca Juga
Tidak sedikit taman kanak-kanak, danau, dan kolam renang umum yang ditutup di Jerman dalam beberapa minggu terakhir ini. Petugas kotapraja pun mencoba untuk mengendalikan wabah ngengat pohon ek tersebut.
Advertisement
Sekitar 70 persen dari 250 pohon ek di kota Köln diserang oleh larva dari ngengat pohon ek, demikian laporan harian Rheinische Post.
Kota-kota lain di negara bagian Jerman seperti Nordrhein Westfalen dan Bayern bagian barat telah mengerahkan petugas, untuk memagari pepohonan dan menutup sebagian taman dan lahan sekolah untuk melindungi warga dari hewan perayap ini.
"Kondisinya sangat buruk," ujar Wolfgang Auler dari perusahaan pengendali hama yang bermarkas di Kota Velbert kepada harian Rheinische Post.
Dalam fase larva, ngengat pohon ek memiliki rambut panjang, atau setae, yang mengandung thaumetopoein, protein yang memicu iritasi kulit dan dapat menyebabkan ruam, pembengkakan dan masalah pernapasan.
Setae sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki masalah alergi atau asma, bahkan dalam beberapa kasus parah, bisa berakibat fatal.
"Ini sudah dialami orang dalam kondisi sehat," kata Peter Schütz, juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup di Nordrhein Westfalen. "Risikonya secara signifikan lebih tinggi pada manula, anak-anak, dan orang-orang pengidap alergi."
Inggris telah mengalami wabah serupa akhir April lalu, yang memicu Komisi Kehutanan Inggris mengeluarkan peringatan bahaya.
Dampak Perubahan Iklim?
"Wabah ulat bulu juga hanya memengaruhi beberapa wilayah tertentu", ujar Schütz. "Ia menambahkan, ngengat pohon ek lebih sedikit di daerah pegunungan yang sejuk daripada di dataran rendah yang hangat."
Akan tetapi, serangga bersangkutan telah menyebar ke wilayah Bayern yang tergolong kawasan pegunungan dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya tidak ada serangan ulat bulu di wilayah tersebut.
"Dengan perubahan iklim, ngengat pohon ek telah menyebar hingga ke selatan Bayern," papar Hubert Messmer, Kepala Bidang Kehutanan di Departemen Pangan, Pertanian dan Kehutanan Bayern kepada surat kabar Jerman, Augsburg Allgemeine.
Messmer juga mengatakan ekosistem di wilayah selatan Jerman belum menyesuaikan diri dengan spesies invasif ini. "Predator seperti burung, kumbang, atau serangga harus terlebih dahulu terbiasa dengan eksistensi ulat bulu tersebut."
Sarang ulat di pohon-pohon ek jaraknya antara 20-30 meter dari tanah. Petugas pembasmi sarang harus mengamati cabang dengan teropong dan menggunakan alat vakum khusus untuk menghilangkan sarang ulat.
Spesies ulat bulu ini terbatas hanya menyerang pohon ek. Larva ulat biasanya muncul pada awal Mei, yang kemudian berubah menjadi ngengat antara bulan Juli dan September.
Saksikan juga video berikut ini: