Sukses

AS Tingkatkan Jumlah Pasukan Marinir di Norwegia, Rusia Terancam?

Norwegia menyetujui pengajuan penambahan pasukan Marinir Amerika Serikat, yang disebut berisiko memicu ancaman terhadap Rusia.

Liputan6.com, Oslo - Pemerintah Norwegia --melalui Kementerian Pertahanan setempat-- dikabarkan telah menyetujui penambahan sekitar 400 anggota Pasukan Marinir Amerika Serikat (US Marine) di beberapa pangkalan militer bersama di pesisir Laut Utara.

Saat ini, ada sekitar 300 pasukan Marinir AS yang dirotasi secara berkala ke Norwegia, untuk melakukan latihan militer di sana.

Dikutip dari CNN pada Rabu (13/6/2018), sebanyak total 700 pasukan Marinir AS itu akan ditingkatkan secara bertahap dalam jangka lima tahun ke depan. Nantinya, tambahan "kekuatan" baru itu akan ditempatkan di kota Setermoen, negara bagian Troms.

Juru bicara Pentagon, Eric Pahon, mengatakan Kementerian Pertahanan menyambut baik pengumuman pemerintah Norwegia, mengatakan bahwa pelatihan rotasi memungkinkan Marinir AS untuk "mengambil bagian dalam pelatihan perang musim dingin kelas dunia".

Hal itu, menurut Pahon, disebut akan "memperkuat ikatan militer AS dengan militer Norwegia", dan membangun kesiapan untuk merespons di saat krisis.

"Kami berterima kasih kepada tuan rumah Norwegia, karena memungkinkan kami untuk menggunakan pangkalan militer Vaernes untuk memulai fasilitas pelatihan rotasi," tambahnya.

Saat ini, Norwegia berbagi perbatasan sejauh 122 mil (setara 196 kilometer) dengan Rusia, dan penempatan pasukan Marinir AS di lokasi baru di Setermoen, akan menambah sekitar 250 mil (setara 402 kilometer) "garis perbatasan panas" dengan wilayah teritorial Negari Beruang Merah.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Persiapan Krisis NATO-Rusia

Sebelumnya, para pejabat Moskow memprotes keputusan penambahan jumlah pasukan Marinir AS, di mana salah seorang politisi mengatakan, bahwa langkah itu akan menyebabkan Norwegia menjadi sasaran militer Rusia.

Militer AS juga diketahui menggunakan fasilitas gua bawah tanah Norwegia untuk keperluan "pra-posisi" tank dan persenjataan berat lainnya, yang dapat digunakan jika terjadi krisis antara NATO dan Rusia.

"Pada masa krisis dan perang, Norwegia akan bergantung pada AS dan pasukan militer sekutu lainnya. Ini merupakan inti kebijakan keamanan Norwegia, dan lebih ditekankan oleh keanggotaan NATO kami," kata Menteri Pertahanan Norwegia, Frank Bakke-Jensen.

"Korps Marinir Amerika Serikat dan Norwegia memiliki hubungan jangka panjang dan sukses, yang kami harapkan dapat diperkuat," tambahnya.

"Inisiatif ini telah membuktikan bahwa latihan militer bersama sekutu telah memiliki dampak positif pada kemampuan operasional pasukan kami," pungkas Bakke-Jensen.