Liputan6.com, Washington DC - Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSC) telah mengklaim kredit untuk video yang ditayangkan sebelum Presiden Donald Trump menggelar konferensi pers, beberapa jam setelah bertemu Kim Jong-un di Singapura pada Selasa, 12 Juni 2018.
Menurut Donald Trump, video itu telah diperlihatkan lebih dulu kepada Kim Jong-un, di mana berisi visual dramatis tentang manfaat denuklirisasi secara penuh.
"Video itu dibuat oleh Dewan Keamanan Nasional untuk membantu presiden menunjukkan manfaat dari denuklirisasi penuh, serta sebuah visi dari semenanjung Korea yang damai dan makmur," kata Garrett Marquis, salah seorang juru bicara NSC, sebagaimana dikutip dari Time.com pda Kami (14/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Berdurasi empat menit, film itu dibuat oleh sebuah rumah produksi independen asal negara bagian California, bernama Destiny Pictures.
Video itu menjelaskan tentang bagaimana peluang positif bisa diraih oleh Korea Utara, jika patuh terhadap kesepakatan yang diteken di KTT Singapura.
"Destiny Pictures menyajikan kisah tentang peluang, kisah baru, dan perdamaia. Juga dua orang pria, dua orang pemimpin, satu takdir," ujar narator pada film itu.Â
Berikut cuplikan video "Destiny Pictures" yang dikutip dari akun Twitter Jon Levine, musisi sekaligus penulis asal Kanada.
President Trump showed Kim Jong Un this fake movie trailer starring both of them as heroes bringing world peaceVia "Destiny Pictures" pic.twitter.com/dzjGxVDQAe
— Jon Levine (@LevineJonathan) June 12, 2018
Beberapa pengamat mengatakan bahwa video itu --bisa jadi-- sengaja dibuat oleh pemerintahan Donald Trump, untuk mengesankan peranan penting Amerika Serikat dalam upaya penegakkan damai di Semenanjung Korea dan global.
Pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong-un telah menghasilkan empat poin kesepakatan, yang dua di antaranya berupa komitmen denuklirisasi penuh dan pemulangan pasukan AS yang tersisa di Korea Utara.
Â
Simak video pilihan berikut;Â
Â
Â
Tidak Satu Suara
Sementara itu, pendiri Destiny Pictures yang berbasis di kota Los Angeles, Mark Castaldo, mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki hubungan dengan video tersebut.
Bantahannya tersebut diunggah di situs resmi perusahaan film. Pernyataan itu sekaligus menjelaskan kicauan Castaldo di akun Twitter pribadinya, bahwa ia menerima ratusan email dari berbagai penjuru dunia.
Dijelaskan oleh Castaldo, penggunaan nama "Destiny" kemungkinan berupa metafora, yang kebetulan serupa dengan nama perusahaan film yang didirikannya.
"Mungkin kata itu (Destiny) cocok untuk menyampaikan pandangan dan harapan untuk kehidupan di masa depan," ujar Castaldo menjelaskan.
Advertisement