Liputan6.com, Moskow - Tatiana Zima (jika diterjemahkan, nama belakangnya secara harfiah berarti musim dingin) adalah seorang polisi wanita asal Rusia yang menjadi viral di Twitter setelah fotonya yang menunggangi kuda tersebar luas.
Dikutip dari RBTH Indonesia, Senin (18/6/2018), foto itu pertama kali diunggah di salah satu akun Jepang dan sudah disukai lebih dari 150 ribu kali dan dibagikan hampir 50 ribu kali.
Advertisement
Baca Juga
ãƒã‚·ã‚¢é¨Žé¦¬è¦å®˜ pic.twitter.com/OOxpNICBV6
— CRS@VDV (@CRSVDV) June 7, 2018
"Sepertinya saya telah jatuh cinta," bunyi salah satu komentar di Twitter.
— CRS@VDV (@CRSVDV) June 7, 2018
Kepada media Rusia, Tatiana mengatakan bahwa dia sudah menunggangi kuda sejak berusia 10 tahun, sebelum kemudian mengasah keterampilan kavaleri di sebuah sekolah swasta. Setelah itu, dia berlatih secara otodidak
— CRS@VDV (@CRSVDV) June 7, 2018
Setelah lulus dengan gelar sarjana hukum, ia bergabung dengan divisi polisi berkuda. Di sinilah ia menggabungkan kecintaannya pada kuda dan pekerjaan.Â
Polisi berkuda biasanya mengendalikan massa di acara-acara besar, seperti pertandingan sepak bola. Kemungkinan besar, Tatiana ditugaskan untuk menjaga keamanan pada perhelatan Piala Dunia 2018 yang digelar di Rusia.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Srikandi Rusia: Siap Bela Bangsa, Perkuat Pertahanan Negara
Tugas militer bukanlah hal yang mudah, tapi tetap ada ribuan wanita Rusia yang bergabung ke militer dan melakukan tugasnya di berbagai tempat seperti gurun Suriah hingga permukaan es di Arktik. Mereka juga melakukan tugas layaknya laki-laki.
Perempuan di Rusia tidak wajib militer, tapi mereka punya hak untuk ambil bagian di dalamnya. Saat ini 326 ribu perempuan tergabung dalam berbagai lini di Angkatan Bersenjata Rusia. Jumlah ini termasuk tentara (45 ribu) dan personel sipil di universitas militer, layanan medis dan logistik, dan lain sebagainya.
Perempuan Rusia yang bertugas menjaga tanah airnya dapat ditemukan di berbagai formasi tentara dan bahkan di benua berbeda. Mereka bertugas di Angkatan Darat, Angkatan Laut, Pasukan Udara dan Pasukan Misil Strategis. Aksi mereka dapat dilihat dimulai dari Suriah hingga Lingkar Arktik.
Bentuk penugasan militer perempuan tidak berbeda dari laki-laki, dan tidak ada unit khusus untuk perempuan di militer Rusia. Mereka hidup di barak (dipisah dari laki-laki), dan ikut ujian fisik tahunan (meski dengan standar yang berbeda).
Namun demikian, perempuan tetap tak bisa mengikuti beberapa wilayah penugasan: mereka tak bisa ikut penugasan garnisun dan penjagaan, dan mereka juga tak akan ditemukan dalam pasukan tempur di baris depan karena peraturan tak mengizinkan kehidupan mereka berada dalam risiko langsung.
Pengecualian terhadap peraturan ‘tidak bertempur’ ini dibuat tahun ini, ketika Kementerian Pertahanan Rusia mulai mempersiapkan akademi pilot tempur perempuan, pertama kalinya dalam sejarah modern Rusia.
Angkatan pertama terdiri dari 16 perempuan muda, dan yang lainnya akan bergabung tahun depan. Beberapa akan menerbangkan pesawat transportasi militer, sementara yang lain akan menerbangkan jet-jet tempur MiG-35, Tu-160 dan bahkan yang terbaru Su-57.
Advertisement
Keuntungan...
Penugasan berat yang dihadapi Pasukan Penerjun Payung adalah tantangan besar untuk tentara perempuan, namun mereka tetap punya peluang membuktikan diri di ‘Baret Biru’. Tugas-tugasnya di antaranya membantu pendaratan tentara dan perlengkapan militer.
Tidak ada batasan untuk jenjang karier perempuan di militer. Mereka yang paling bekerja keras bahkan punya peluang menjadi jenderal.
Penugasan militer punya keuntungan unuk perempuan: perlindungan sosial, pekerjaan yang pasti, gaji yang tinggi, layanan kesehatan yang gratis dan bagus, serta kesempatan mendapatkan apartemen setelah selesai masa bakti. Juga, tentara perempuan tidak perlu takut bila cuti hamil; pekerjaan mereka tidak akan hilang.
Beberapa perempuan yakin kemampuan dan talenta mereka lebih dapat digunakan dalam mempertahankan tanah airnya bukan dari musuh asing, tapi musuh dalam negeri. Saat ini, 170 ribu perempuan Rusia bertugas di Kepolisian Rusia; tidak hanya di balik meja, tapi juga sebagai kriminolog dan penyelidik.
Para perempuan yang tidak mau berurusan dengan senjata dapat melawan musuh dari elemen lain: api, banjir, dan bencana alam lainnya. Salah satu profesi terpenting untuk perempuan di Kementerian Situasi Darurat Rusia adalah psikolog, yang membantu orang-orang saat terjadi bahaya dan bencana.