Sukses

Tak Digubris Soal Pelanggaran HAM, Amerika Serikat Keluar dari Dewan HAM PBB

Dubes Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley mengumumkan pengunduran diri negaranya dari Dewan HAM PBB di Departemen Luar Negeri AS.

Liputan6.com, Mexico - Amerika Serikat secara resmi menyatakan keluar dari Dewan HAM PBB pada Selasa, 19 Juni 2018. Hal ini diumumkan oleh Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, pada Selasa 19 Juni 2018.

Dengan didampingi Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Hayley menyebut badan itu "telah menjadi pelindung bagi para pelanggar HAM dan tempat kotor yang penuh bias politik." Demikian seperti dikutip dari Sky News, Rabu (20/6/2018).

Hayley juga megatakan bahwa "tidak ada yang pernah menanggapi seruan dari pihaknya untuk mereformasi Dewan HAM PBB, dan para pelanggar HAM hanya duduk terdiam dan masih diberi ruang dalam Dewan itu." Salah satu wacana reformasi yang direncanakan AS adalah mengeluarkan negara anggota Dewan HAM PBB pelaku pelanggaran HAM.

Haley menyinggung bahwa selama ini Dewan HAM PBB sangat menaruh perhatian pada sikap Israel terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat. Sementara itu, Dewan HAM PBB dianggap sangat jarang menyinggung pelanggaran yang dilakukan oleh musuh AS, seperti China, Venezuela atau Kuba.

Setahun yang lalu, kata Hayley, dia telah menjelaskan garis-garis besar prioritas Amerika Serikat untuk mendorong terciptanya HAM yang baik kepada Dewan HAM PBB. Namun tak digubris hingga AS memutuskan mundur.

"Dan saya telah menyatakan bahwa Amerika akan tetap menjadi anggota Dewan HAM apabila reformasi-reformasi yang mendasar telah dilaksanakan. Tetapi, rezim-rezim yang paling kejam di dunia terus saja tidak mendapat sorotan, dan Dewan HAM terus mempolitikkan dan mengambing-hitamkan negara-negara yang punya catatan HAM positif," tegasnya, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu 20 Juni 2018.

Menurutnya, ini merupakan bentuk usaha untuk mengalihkan perhatian dunia dari negara-negara yang melanggar prinsip HAM.

"Karena itu, seperti yang telah kami katakan tahun lalu, apabila kami tidak melihat kemajuan apapun, Amerika secara resmi menyatakan diri keluar dari Dewan HAM PBB," ujar Haley.

Menurutnya, dengan keluarnya Amerika Serikat dari badan PBB tersebut, "tidak berarti AS mundur dari komitmennya untuk mendorong pelaksanaan HAM yang baik."

"Justru komitmen kami itu tidak mengizinkan kami untuk terus menjadi bagian dari sebuah organisasi yang hanya membesar-besarkan diri sendiri dan menghina HAM," tandasnya.

Senada dengan Hayley, Mike Pompeo menganggap PBB tidak tahu malu dan munafik lantaran sudah beberapa kali mengabaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia terburuk di dunia."

 

Saksikan videonya berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Tanggapan Dari Sekjen PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyesali keputusan AS dan menyatakan ia lebih senang apabila AS tetap berada di Dewan HAM PBB.

"Arsitektur hak asasi manusia PBB memainkan peran yang sangat penting dalam mempromosikan dan nelindungi HAM di seluruh dunia," ungkapnya.

Di satu sisi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menganggap AS adalah negara pemberani karena mampu memutuskan untuk melawan kemunafikan dan kebohongan di dalam Dewan tersebut.

Sedangkan menurut Direktur Eksekutif Human Rights Watch (HRW), Kenneth Roth, AS telah mengancam untuk keluar dari Dewan HAM PBB sejak Presiden Donald Trump dilantik, sehingga keputusan ini tidak mengherankan.

"Presiden Trump telah memutuskan bahwa 'Amerika First' berarti mengabaikan penderitaan warga sipil di Suriah dan etnis minoritas di Myanmar dalam lingkup PBB."