Sukses

Donald Trump: Korea Utara Telah Kembalikan 200 Jasad Tentara AS

Donald Trump mengklaim bahwa Korea Utara telah mengembalikan 200 jasad tentara AS yang tewas saat Perang Korea 1950-1953.

Liputan6.com, Duluth - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim bahwa Korea Utara telah mengembalikan 200 jasad tentara AS yang tewas saat Perang Korea 1950-1953.

Hal itu, Trump sebut sebagai salah satu contoh keberhasilan pertemuan puncak dari pertemuannya dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura pada 12 Juni 2018 lalu --meski sejumlah analis berpendapat lain dan menilai bahwa perhelatan itu hanya menghasilkan kesepakatan yang 'semu'.

"Kita telah mendapatkan kembali jasad pahlawan yang gugur. Bahkan hari ini (20/6), 200 jasad tentara telah dikembalikan (oleh Korea Utara)," kata Trump berbicara dalam sebuah kampanye politik di Duluth, Minnesota, seperti dikutip dari Financial Times (21/6/2018).

Di sisi lain, salah satu pejabat AS yang anonim mengataan kepada Financial Times bahwa UN Command Korea --badan PBB yang memantau US Forces Korea, pasukan AS berbasis di Korea Selatan-- telah menginformasi Kementerian Pertahanan AS ihwal hal tersebut.

"(UN Command Korea) tengah merencanakan pemulangan kembali jasad tentara AS yang sebelumnya dikumpulkan oleh Democratic People's Republic of Korea (nama resmi Korut)," kata pejabat AS yang meminta anonim itu.

Kendati demikian, pejabat AS tersebut belum bisa memberikan detail prosesnya, termasuk total jasad yang akan dipulangkan.

Sementara itu, seperti dikutip dari Antara, seorang pejabat AS anonim lain mengatakan pada Selasa (19/6) bahwa dalam beberapa hari mendatang, Korea Utara akan menyerahkan "sejumlah cukup besar" jenazah ke Pangkalan Angkatan Udara Hickam di Hawaii, AS.

Sekitar 7.700 tentara AS belum ditemukan pasca Perang Korea berakhir pada 1953, kata data militer AS. Di sisi lain, lebih dari 36.500 prajurit AS tewas dalam perang itu.

Menurut Pentagon, pejabat Korea Utara pada masa lalu mengisyaratkan menyimpan 200 jasad prajurit AS.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

AS-Korsel Hentikan Latihan Militer Bersama di Semenanjung Korea

Kabar itu datang beberapa hari setelah AS dan Korea Selatan sepakat untuk menangguhkan latihan militer bersama bernama Freedom Guardian, yang dijadwalkan pada Agustus 2018 mendatang, kata pejabat dari kedua negara.

Keputusan itu datang sepekan usai pertemuan puncak Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Singapura.

"Korea Selatan dan Amerika Serikat telah setuju untuk menunda semua kegiatan mengenai latihan militer Freedom Guardian yang dijadwalkan pada Agustus," kata pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan, seperti dikutip dari Abc.net.au, Selasa 19 Juni 2018.

Kementerian Pertahanan AS turut membenarkan penangguhan latihan Freedom Guardian itu dan menambahkan bahwa akan ada pertemuan antara menteri pertahanan serta penasihat kepresidenan bidang keamanan nasional kedua negara untuk membahas topik serupa.

Korea Utara telah lama memprotes latihan militer gabungan tersebut. Sehingga, banyak pihak menilai bahwa keputusan Trump untuk menghentikan kegiatan rutin tahunan merupakan upaya AS guna 'membujuk' Korea Utara masuk ke dalam ranah negosiasi dan perundingan untuk sejumlah isu, mulai dari pemulangan jasad tentara Amerika hingga, denuklirisasi --sebuah target yang sangat ingin dicapai oleh sang miliarder nyentrik.