Sukses

Donald Trump Perintahkan Militer AS untuk Sediakan Barak Penampungan Imigran Ilegal

Presiden Donald Trump memerintahkan militer AS untuk sediakan baak penampungan bagi imigran ilegal di perbatasan dengan Meksiko.

Liputan6.com, Washington DC - Militer Amerika Serikat (AS) menyatakan siap hadirkan penampungan bagi pria, wanita, dan anak-anak yang ditahan karena berusaha masuk ke Negeri Paman Sam secara ilegal melalui perbatasan Meksiko.

Perintah eksekutif yang dikeluarkan Presiden Donald Trump pada Rabu 20 Juni 2018, meminta kepada Menteri Pertahanan Jenderal James Mattis, "mengambil semua langkah yang tersedia untuk menampung para imigran di fasilitas-fasilitas tentara yang sudah ada, atau membangun tempat-tempat penampungan baru jika diperlukan."

Dikutip dari VOA Indonesia pada Kamis (21/6/2018), sebanyak empat pangkalan militer AS di negara bagian Texas, dan satu di Arkansas, tengah dipertimbangkan untuk dijadikan tempat penampungan pengungsi itu.

Di kesempatan yang sama, Presiden Donald Trump mengatakan tidak akan ada lagi pemisahan anak-anak pengungsi dari orang tua atau pendamping mereka.

Namun, menurut para pejabat Kementerian Pertahanan, jika barak-barak tentara di keempat pangkalan militer itu digunakan untuk pengungsi, pihaknya tidak mau bertanggungjawab atas keamanan, ataupun memberikan fasilitas lain di luar hal tersebut.

Kementerian Pertahanan AS juga menegaskan hanya mematuhi perintah Presiden Donald Trump untuk menyediakan barak penampungan sementara, tidak lebih dari itu. 

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Terbiasa Menampung Kelompok Sipil

Sementara itu, mennurut Menteri Pertahanan James Mattis, ini bukan pertama kalinya militer diminta oleh Gedung Putih untuk menampung warga sipil.

"Kami telah menampung pengungsi. Kami telah menampung orang-orang yang kehilangan rumah karena gempa bumi dan angin topan," kata Mattis kepada wartawan.

Kementerian Pertahanan tidak memainkan peran langsung dalam menanggapi situasi di sepanjang perbatasan dengan Meksiko, selain membantu penempatan pasukan Garda Nasional ke kawasan rawan konflik itu.

Gubernur dari hampir 12 negara bagian telah mengumumkan akan segera menarik pasukan Garda Nasional mereka yang sudah dikirim ke perbatasan.