Sukses

Larangan Mengemudi Dicabut, Perempuan Arab Saudi Langsung Jajal Mobil Balap F1

Seorang perempuan Arab Saudi telah membuat sejarah dengan mengendarai mobil balap Formula One atau F1.

Liputan6.com, Le Castellet - Seorang perempuan Arab Saudi telah membuat sejarah dengan mengendarai mobil balap Formula One (F1), demi merayakan langkah pemerintah Saudi untuk mencabut kebijakan larangan mengemudi bagi kaum hawa di Negeri Petrodollar.

Aseel Al Hamad, wanita pertama yang bergabung dengan Federasi Motorsport Arab Saudi mengendarai mobil Lotus Renault E20 mengitari Sirkuit Paul Ricard sebelum balapan Grand Prix Prancis dimulai pada Minggu, 24 Juni 2018.

Itu adalah mobil yang sama yang dikendarai pebalap F1 asal Finlandia Kimmi Raikkonen ketika dia memenangkan Grand Prix Abu Dhabi pada tahun 2012. Demikian seperti dikutip dari The Independent's Indy100, Senin (26/6/2018).

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Renault, Hamad mengatakan, "Saya menyukai balap dan motorsport dari usia yang sangat muda. Saya punya keinginan mengendarai mobil Formula Satu bahkan melampaui impian saya dan apa yang saya pikir mungkin."

"Saya berharap melakukannya pada hari ketika perempuan dapat berkendara di jalan di Kerajaan Arab Saudi menunjukkan apa yang dapat Anda lakukan jika Anda memiliki semangat dan semangat untuk bermimpi."

Banyak orang yang mengucapkan selamat kepadanya melalui Twitter.

Dan menawarkan pujian kepada Renault untuk mewujudkannya.

Keputusan Kerajaan Arab Saudi mulai berlaku pada hari Minggu 24 Juni 2018 untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu.

Perintah itu membalikkan kebijakan lama yang telah menjadi pemicu penindasan yang kuat, dan telah banyak perempuan mengambil kesempatan untuk segera membuat surat izin mengemudi dan berkendara di jalan untuk pertama kalinya.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Arab Saudi Resmi Menghapus Larangan Menyetir bagi Wanita

Pemerintah Arab Saudi akhirnya secara resmi mencabut larangan mengemudi bagi wanita, yang telah diterapkan selama beberapa dekade terakhir.

Perubahan itu pertama kali diumumkan pada September lalu, dan otoritas lalu lintas setempat memberikan surat izin mengemudi (SIM) pertama bagi wanita, awal bulan ini.

Dikutip dari BBC pada Minggu (24/6/2018), Arab Saudi menjadi satu-satunya negara terakhir yang melarang kaum Hawa mengemudi. Oleh karenanya, banyak keluarga di sana terpaksa membayar mahal jasa pengemudi bagi kerabat wanita mereka.

Dalam empat tahun terakhir, gelombang protes terhadap kebijakan bias gender itu terus meningkat. Setidaknya delapan orang aktivis hak wanita ditahan, dan diadili dengan pasal kontra-terorisme, yang menyebabkan mereka terancam hukuman penjara dalam waktu panjang.

Termasuk di antara mereka yang ditahan adalah Loujain al-Hathloul, seorang sosok terkenal dalam kampanye hak-hak mengemudi bagi wanita di Arab Saudi.

Lembaga pemerhati HAM, Amnesty International, menyerukan reformasi yang lebih luas di Arab Saudi, di mana wanita "masih diwajibkan tunduk" pada undang-undang perwalian pria.

Pendaftaran pengajuan SIM bagi wanita telah dibuka di Riyadh dan Jeddah, dua kota bisnis utama di Arab Saudi, sejak Februari lalu.