Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, hari ini mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi di Jakarta. Didampingi oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii dan Duta Besar Jepang untuk ASEAN Kazuo Sunaga, keduanya membahas mengenai berbagai isu internasional, antara lain Laut China Selatan dan Korea Utara, serta hubungan antara Jepang dan ASEAN yang ke-45 pada tahun ini.
"Pertemuan tersebut menandai hubungan Jepang dan ASEAN yang ke-45, membahas mengenai bagaimana merayakannya. Mereka juga bertukar pandangan tentang isu-isu terkini, seperti Laut China Selatan dan Korea Utara," tutur Dubes Sunaga, Selasa (26/6/2018) di kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Rincian dukungan Jepang terhadap ASEAN tidak disampaikan dalam pertemuan kali ini. Namun, dikatakan oleh Sunaga bahwa Kono akan mengadakan pertemuan lanjutan terkait ASEAN di Singapura pada minggu awal Agustus 2018. Sunaga menyebut, Jepang selalu mendukung ASEAN karena organisasi ini kerap membahas mengenai konektivitas dalam berbagai pertemuan.
Advertisement
Baca Juga
"Kami akan selalu mendukung sentralitas, persatuan dan konektivitas, itu yang terpenting," paparnya.
Dalam pertemuan tertutup dan singkat tersebut, Sunaga menggambarkan bahwa diskusi yang dilakukan adalah perbincangan bersifat santai.
"Hanya obrolan santai. Mereka berdiskusi sekitar 20 menit. Pertemuannya sebentar," ujarnya menambahkan.
Usai bertemu dan melakukan sesi foto, Menlu Kono segera meninggalkan gedung ASEAN dan bertolak menuju Bangkok melalui Bandara Soekarno-Hatta. Di ibu kota Thailand itu, ia akan menghadiri pertemuan tingkat menteri Forum Kerja sama Negara-negara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEAPAD) III yang akan diselenggarakan pada 26-27 Juni 2018.
Taro Kono diagendakan melakukan kunjungan resmi di Jakarta pada 24 hingga 26 Juni 2018, dalam rangka peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang. Kedua negara memulai hubungan diplomatik sejak penandatanganan Perjanjian Perdamaian Jepang-Indonesia pada 20 Januari 1958.
Bagi Kono, kunjungan ini merupakan yang pertama sejak dia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Jepang pada Agustus 2017. Sebelumnya, ia telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Menlu Retno Marsudi, dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pengetatan Sanksi untuk Korea Utara
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kano juga menyepakati sejumlah hal seputar isu Korea Utara dan Semenanjung Korea.
Dalam dialog bilateral The 6th Strategic Dialogue Indonesia-Jepang di Jakarta, Senin 25 Juni 2018, kedua menlu sepakat bahwa pengetatan sanksi resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara harus terus dilanjutkan.
Kedua menlu juga sepakat bahwa Korea Utara harus melakukan denuklirisasi secara penuh dan melucuti senjata pemusnah massal serta rudal balistik.
"Kami mengafirmasi komitmen atas pengimplementasian ketat sanksi resolusi DK PBB, menekan denuklirisasi penuh dan terverifikasi, serta perlucutan seluruh senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korea Utara," kata Menlu Kano dalam pernyataan pers bersama Menlu Retno di Kemenlu RI, Jakarta, Senin.
"Terlebih lagi, kini Indonesia sudah menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Maka, kita harus bekerja sama lebih dekat soal isu-isu Korea Utara," tambahnya.
Di sisi lain, kedua menlu memahami perkembangan positif yang terjadi seputar isu Korea Utara pasca KTT Korea Utara-Korea Selatan serta KTT Korea Utara-Amerika serikat beberapa waktu lalu.
"Kami memahami perkembangan positif seputar Korea Utara usai dua KTT terakhir. Oleh karenanya, kami sepakat untuk bekerjasama seputar proses keberlanjutan Semenanjung Korea," tambah Menlu Retno.
Kedua menlu meyakini bahwa pengetatan sanksi, denuklirisasi, serta perlucutan senjata Korea Utaramampu membawa perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Advertisement