Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan berkunjung ke Indonesia. Ia dijadwalkan berada di Jakarta mulai dari 28 hingga 29 Juni 2018.
"Ini akan menjadi kunjungan bilateral pertamanya ke negara-negara Asia Tenggara, setelah menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya pada 10 Mei 2018," demikian menurut informasi dari Kementerian Luar Negeri Malaysia yang Liputan6.com terima Rabu (27/6/2018).
Baca Juga
Dalam kunjungannya ke Jakarta, Mahathir Mohamad akan ditemani oleh Siti Hasmah Mohd Ali dan pejabat dari Kantor Perdana Menteri dan Kementerian Luar Negeri.
Advertisement
Agenda kunjungan Mahathir Mohamad adalah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo. Keduanya kemudian akan menghadiri jamuan makan siang.
Dia juga dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan warga Malaysia di Jakarta. Kunjungan ini akan memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Selanjutnya, Mahathir Mohamad dan Jokowi akan bertukar pandangan tentang regional dan masalah global yang menjadi kepentingan bersama kedua negara.
Indonesia adalah salah satu teman dekat dan tetangga penting Malaysia. Di tahun 2017, total perdagangan bilateral tercatat sebesar 72,63 miliar ringgit Malaysia ($US16.89), meningkat 22% pada tahun 2008 dibandingkan dengan 2016, menjadikan Malaysia sebagai mitra perdagangan terbesar ke-7 secara global dan mitra dagang terbesar ketiga di ASEAN setelah Singapura dan Thailand.
Â
Â
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di liputan6.com.
Saksikan juga video berikut ini:
Sah Jadi PM Malaysia
Untuk pertama kali sejak kemerdekaannya pada tahun 1957, Malaysia memiliki seorang pemimpin oposisi yang disumpah sebagai perdana menteri.
Sosok itu adalah Mahathir Mohamad. Bertempat di Istana Negara, ia dilantik sebagai perdana menteri ke-7 Malaysia pada Kamis, 10 Mei 2018, malam.
Pelantikan Mahathir merupakan momen penting sekaligus menandai kekalahan pertama koalisi Barisan Nasional dalam 61 tahun sejarah Malaysia.
Kabar kemenangan Mahathir sulit dipercaya, mengingat petahana, Najib Razak, dinilai telah melakukan berbagai cara untuk menjegalnya. Bahkan tidak sedikit yang beranggapan bahwa momen peralihan kepemimpinan tersebut tidak akan pernah datang.
Ucapan selamat kepada Mahathir, politikus kawakan yang sebelumnya pernah memimpin Malaysia selama 22 tahun pun mengalir dari berbagai penjuru dunia. Seperti dilansir Asian Correspondent, Jumat 11Â Mei 2018.
Advertisement