Liputan6.com, Mexico City - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh lembaga analisis risiko dan managemen krisis, Etellekt, mengungkap fakta mengerikan terkait kampanye pilpres Meksiko tahun ini. Data mencatat bahwa dalam sembilan bulan menjelang pencoblosan, 132 politikus dilaporkan tewas.
Mengutip CNN, Kamis (28/6/2018), laporan yang dirilis pada Selasa kemarin menyebut, teror melanda politikus di 22 dari 32 negara bagian Meksiko, terhitung sejak kampanye dimulai pada September 2017.
Baca Juga
"Angka-angka ini menjadi tantangan serius bagi sektor keamanan negara untuk mewujudkan perdamaian dan pemerintahan yang demokratis di wilayah-wilayah tersebut. Kasus tersebut juga dapat melemahkan partai politik," kata Etellekt.
Advertisement
Salah satu pembunuhan paling mengejutkan terjadi awal bulan ini. Seorang kandidat kongres Fernando Puron ditembak oleh pria tak dikenal ketika ia sedang berfoto bersama pendukungnya.Â
Penembakan terhadap Puron tertangkap oleh kamera CCTV.
Puron, yang bersumpah untuk menangani kejahatan, ditembak di bagian kepala. Saat itu, ia baru saja selesai menghadiri debat terbuka di Coahuila.
Puron adalah anggota Institutional Revolutionary Party, partai mayoritas di Meksiko. Menurut laporan Etellekt, partai tersebut telah kehilangan 12 kandidatnya karena dihabisi nyawanya.
Sementara motif pembunuhan masih belum jelas, namun kartel narkoba yang kerap beroperasi di Meksiko diduga menjadi dalangnya.
Kecaman pun datang dari berbagai penjuru. Banyak yang mengkritik Presiden Enrique Peña Nieto karena dianggap tidak becus menjinakkan kejahatan narkoba selama menjabat.
Di sisi lain, Etellekt menghitung ada 543 insiden yang terjadi menjelang pencoblosan -- di samping pembunuhan -- yaitu penculikan dan upaya pemerasan.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bulan Paling Berdarah
Kasus pembunuhan di Meksiko pada tahun 2017 merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Pemerintah mengatakan, ada lebih dari 25.000 kasus yang tercatat.
Sementara itu, bulan Mei 2018 dinyatakan sebagai bulan paling mematikan di Meksiko, sejak pemerintah mulai merilis data pembunuhan. Menurut laporan terbaru pemerintah, total ada 20.506 pembunuhan tahun ini, dengan 4.381 kasus pada bulan Mei.
Kekerasan di Meksiko terus meningkat menjelang pemilihan umum nasional pada 1 Juli 2018. Pada tanggal itu, pemilih akan menetapkan lebih dari 3.000 jabatan dan memilih satu presiden baru.
Ketidakpuasan terhadap prestasi kubu penguasa Institutional Revolutionary Party akibat masalah keamanan, korupsi politik, dan rendahnya pertumbuhan ekonomi membuat tokoh dari kelompok kiri, Andres Manuel Lopez Obrador, memimpin dalam sejumlah jajak pendapat untuk jabatan presiden.
Sementara itu, satu orang korban yang merupakan wali kota petahana, Alejandro Chavez Zavala dari koalisi kubu kanan pimpinan National Action Party, meregang nyawa di rumah sakit setelah menjalani perawatan karena luka tembak yang dideritanya.
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Muchoacan, Silvano Aureoles, melalui akun Twitter resminya. Aureoles menuntut keadilan terhadap kasus yang menimpa sang wali kota. Ia mengatakan bahwa otoritas akan melakukan penyelidikan mendez.
Berita kematian Chavez muncul tidak lama setelah hilangnya Ismael Auirre Rodriguez, seorang kandidat wali kota di Nadadores, di negara bagian Coahuila. Aguirre hilang pada Selasa siang setelah keluar untuk membeli minuman, demikian kabar dari media lokal.
Advertisement