Liputan6.com, Riyadh - Seorang presenter perempuan dari stasiun TV lokal di Arab Saudi dikecam warganet karena dianggap berpakaian terlalu terbuka ketika menyiarkan berita mengenai pencabutan larangan mengemudi bagi wanita.
Gaya berbusananya saat tampil di layar kaca memang modis, namun penampilannya itu justru dianggap tak sesuai syariat Islam dan dinilai terlalu seronok -- mengingat Arab Saudi adalah negara yang ketat aturan.
Baca Juga
Pembawa acara Shireen al-Rifaie dari Al Aan TV yang bermarkas di Dubai kemudian diselidiki otoritas lokal, lantaran mengenakan jilbab longgar dan gamis terbuka saat meliput wanita-wanita Arab Saudi yang perdana menyetir mobil. Dandanannya itu tak pelak membuat dada dan rambut depannya terlihat.
Advertisement
#Saudi General Authority for Audiovisual Media investigates anchor Shereen Rifai “for violating regulations and instructions” by “wearing indecent clothing” during a report she present on ending the ban on women driving in #SaudiArabia according to Okaz newspaper pic.twitter.com/3PDvRwVe2q
— Zaid Benjamin (@zaidbenjamin) June 26, 2018
General Authority for Audiovisual Media pada hari Selasa 26 Juni 2018 mengatakan, mereka telah menyerahkan kasus Rifaie ke penyidik dengan tuduhan "melanggar peraturan dan instruksi" karena mengenakan "pakaian tidak senonoh".
Rifaie menepis tuduhan itu, mengatakan kepada situs berita Ajel bahwa dia mengenakan "pakaian layak". Ajel melaporkan bahwa Rifaie meninggalkan Arab Saudi setelah kontroversi ini meletus. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (28/6/2018).
Kerajaan konservatif ini dikenal memiliki beberapa aturan paling ketat untuk perempuan. Kaum hawa di Arab Saudi diwajibkan mengenakan abaya apabila berada di depan umum.
Apabila peraturan tersebut dilanggar, maka akan ada sanksi tegas bagi pelakunya.
Awal bulan ini, Arab Saudi memecat kepala otoritas hiburan mereka, setelah muncul sirkus yang menampilkan wanita mengenakan baju ketat.
Sedangkan pada bulan April, otoritas olahraga Arab Saudi menutup sebuah pusat kebugaran wanita di Riyadh, pasca-beredarnya video promosi yang kontroversial. Dalam rekaman itu tampak seorang wanita mengenakan pakaian olahraga ketat sedang memeluk pakaian gym-nya.
Di bulan yang sama, otoritas olahraga meminta maaf atas video promosi dari acara WWE yang menunjukkan pegulat wanita berpakaian minim. Di dalamnya juga memperlihatkan sorak-sorai gembira dari penonton pria dan wanita.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Foto Putri Arab Saudi di Sampul Majalah Vogue Memicu Kontroversi
Sementara itu, Putri dari Kerajaan Arab Saudi, Hayfa Bint Abdullah Al Saud juga pernah menuai kontroversi akibat penampilannya sebagai model halaman sampul Majalah Vogue Arabia edisi Juni 2018. Di mana ia mengenakan gaun putih dan kerudung warna senada yang tak sepenuhnya menutupi rambut.
Sarung tangan hitam yang dikenakannya kontras dengan pakaian serta sepatunya yang putih. Bibirnya merekah merah, dengan mata menatap tajam ke arah kamera. Bagi Putri Hayfa, itu adalah penampilan perdananya di sampul majalah.
Sontak, sampul Majalah Vogue Arabia itu melecut kontroversi. Bukan lantaran dandanan sang putri, melainkan tema fotonya yang menampilkan perempuan ningrat itu duduk di belakang kemudi sebuah mobil berwarna merah.
Tulisan, "trailblazing women of Saudi Arabia" juga terpampang di sana -- untuk menadai era baru bagi para perempuan di negeri petrodolar. Mulai 24 Juni 2018, larangan mengemudi bagi kaum hawa akan dicabut.
Namun, sejumlah perempuan dan aktivis yang menuntut penghapusan larangan mengemudi bagi para wanita ditahan aparat dalam beberapa pekan terakhir.
Pemilihan Putri Hayfa sebagai model sampul yang bertema era baru bagi perempuan Arab Saudi dianggap sama sekali tidak tepat.
"Menempatkan seorang putri yang sama sekali tak memperjuangkan penghapusan larangan mengemudi di sampul. Justru keluarganya yang menerapkan aturan itu, memenjarakan banyak perempuan yang mengemudi, dan baru saja menangkap para aktivis hak-hak perempuan terkemuka yang mengorbankan diri dan kebebasan mereka agar aturan itu dicabut," demikian menurut pengguna Twitter @sassy1989sara.
“In our country, there are some conservatives who fear change. For many, it’s all they have known. Personally, I support these changes with great enthusiasm.” https://t.co/xwCibPeQJ1
— Vogue Arabia (@VogueArabia) May 31, 2018
Dalam pernyataannya, Pemimpin Redaksi Vogue Arabia, Manuel Arnaut membela pilihannya.
Ia mengatakan, Vogue edisi Juni 2018 menggarisbawahi serta mendiskusikan isu-isu kunci terkait perempuan di Dunia Arab. Dan, memajang Putri Hayfa sebagai model sampul, "membantu menguatkan pesan tersebut," kata dia, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (2/6/2018).
"Menginformasikan dan menginisiasi perdebatan yang sehat tentang topik-topik yang berarti yang merupakan prioritas kami. Karena itulah kami berusaha untuk menguatkannya dengan sosok yang ikonik dan kuat yang selaras dengan tujuan tersebut: fokus pada kawasan tersebut (Arab) dan peran perempuan dalam masyarakat Arab Saudi," kata Arnaut dalam pernyataan yang dikirim ke BBC.
Advertisement