Liputan6.com, Kota Kinabalu - Identitas dua orang turis wanita yang terekam oleh kamera sedang berjoget seksi di Masjid Bandaraya Kota Kinabalu, negara bagian Sabah, Malaysia, akhirnya terkuak.
Keduanya merupakan wisatawan asal China bernama Duo Wan Han (37) dan Zhang Na (25). Hukuman pun dijatuhkan kepada mereka.Â
Namun, sanksi tersebut relatif sangat ringan. Keduanya didenda masing-masing 25 ringgit, atau setara Rp 89.000.
Advertisement
Dikutip dari AsiaOne, Kamis (28/6/2018), mereka terancam hukuman penjara tujuh hari jika gagal membayar denda yang ditetapkan oleh Hakim Cindy Juce Balitus tersebut.
Selama proses sidang di pengadilan yang berlangsung pada Rabu, 27 Juni 2018, keduanya datang tanpa didampingi pengacara, dan memohon sanksi ringan. Dua perempuan itu beralasan, tidak tahu bahwa apa yang telah mereka lakukan itu salah di mata hukum Malaysia.
Baca Juga
Jaksa penuntut, Inspektur Albert Basiri, meminta hakim menjatuhi hukuman yang tepat sebagai pelajaran bagi mereka dan juga untuk publik.
Setelah membayar denda, kedua wisatawan dikawal menuju Kota Kinabalu International Airport, di mana mereka akan kembali terbang ke China via Kuala Lumpur.
Dalam video berdurasi sembilan detik yang diunggah ke Facebook, dua orang wisatawan wanita naik ke dinding pagar dan berjoget, dengan latar belakang bangunan masjid. Keduanya juga terlihat mengenakan pakaian seksi saat melakukan aksi tidak senonoh itu.
Aigoo! Sabah mosque bans tourists no thanks to 'sexy K-pop' dance https://t.co/8qc2l0TkcN pic.twitter.com/AyY9RrjLPo
— New Straits Times (@NST_Online) 24 Juni 2018
Meski kasus dinyatakan selesai secara hukum, namun rekaman video dan foto kedua wisatawan tersebut terlanjur viral di dunia maya, mendatangkan kecaman luas, tidak hanya oleh publik Malaysia, namun juga warganet.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Wisatawan Dilarang Berkunjung untuk Sementara Waktu
Sementara itu, wisatawan kini dilarang keras mendekat ke Masjid Bandaraya Kota Kinabalu. Kendaraan, dari mobil hingga bus juga tak diperbolehkan mengangkut wisatawan ke rumah ibadah yang ikonik tersebut.
Jamal Tun Sakaran, pengelola masjid mengatakan, hanya taksi terdaftar yang boleh masuk.
"Pihak pengelola sangat kecewa dengan aksi sejumlah turis, padahal mereka telah diberikan penjelasan tentang kode etik saat berada di kompleks masjid," kata Jamal seperti dikutip dari situs Channel News Asia.
Ia menambahkan, dalam rangka menegakkan citra dan kesucian Islam dan masjid, pengelola akan mengadakan diskusi lebih lanjut dengan operator tur untuk menemukan cara terbaik yang menguntungkan semua pihak, dan memastikan keberlanjutan industri pariwisata di Sabah, Malaysia.
Jamal juga mengungkapkan, pengelola masjid akan menyewa pasukan pertahanan sipil atau RELA untuk menjaga kompleks masjid.
Advertisement