Liputan6.com, London - Pertempuran Somme atau The Battle of the Somme dimulai pada 1 Juli 1916 di tengah Perang Dunia I yang berkobar antara kubu Sekutu (Entente Powers) dan Axis (Central Powers).
Itu adalah operasi gabungan antara pasukan Inggris dan Prancis di wilayah Sungai Somme, yang dimaksudkan untuk mencapai kemenangan yang menentukan atas Jerman di Front Barat.
Tekanan Jerman yang kuat terhadap Prancis di Verdun sepanjang 1916 membuat aksi di Somme semakin mendesak dan berarti Inggris akan mengambil peran utama dalam serangan itu.
Advertisement
Kala itu, pasukan Inggris dan Jerman saling berhadapan. Parit perlindungan kedua kubu hanya terpisah jarak beberapa ratus meter di 'tanah tak bertuan'.
Baca Juga
Para jenderal Inggris memutuskan untuk melancarkan serangan artileri besar-besaran, menggunakan 3.000 senjata yang terus-menerus memuntahkan 1.738.000 peluru selama tujuh hari untuk melemahkan pertahanan Jerman, musuh bebuyutan di Perang Dunia I.
Pada hari pertama serangan, setelah membombardir pasukan musuh, pada pukul 07.20, sekitar 100.000 tentara Inggris dari kesatuan East Surrey Regiment dikerahkan untuk merebut parit Jerman. Para komandan Britania Raya berasumsi, serangan artileri telah berhasil membuat pihak lawan kocar-kacir. Mereka yakin, kemenangan ada di depan mata.
Namun, perkiraan itu salah. Serangan artileri terbukti tak mampu mendobrak pertahanan Jerman, berupa parit dalam yang dilindungi lapisan tebal kawat berduri.
Strategi itu pun telah dibaca pihak Jerman. Saat bombardir dilakukan Inggris, para komandan segera memindahkan pasukan.
Ketika pemboman berhenti, mereka tahu itu adalah sinyal pengerahan pasukan infanteri.
Saat 100 ribu tentara Inggris, masing-masing membawa 30 kg peralatan, memanjat keluar dari parit mereka dan mulai mendekat ke arah musuh, kubu Jerman menyambut mereka dengan rentetan senapan mesin dan tembakan artileri
Sebanyak 57.470 korban jatuh di pihak Britania Raya, 19.240 di antaranya tewas -- satu orang meregang nyawa tiap 5 detik.
Pagi berikutnya, pada 2 Juli 1916, sejumlah penembak dari Machine Gun Corps ditugaskan untuk memantau lokasi pertempuran. Salah satu anggotanya, George Coppard mengisahkan pemandangan mengerikan yang mereka saksikan.
"Serangan kami telah dipukul mundur secara brutal. Ratusan orang tewasdalam kondisi mirip puing-puing yang tersapu gelombang tinggi," kata dia dalam memoarnya, seperti dikutip dari situs On This Day, Sabtu (30/6/2018).
Sejumlah korban tewas berada di kawat musuh. "Seperti ikan yang tertangkap di jaring. Mereka menggantung di sana dengan posisi aneh. Beberapa tampak seolah-olah sedang berdoa, meninggal dalam kondisi berlutut, kawat berduri menahan jasad mereka. Senjata api mesin telah melakukan pekerjaan yang mengerikan."
Â
Saksikan video menarik terkait perang dunia di bawah ini:Â
Lebih dari 1 Juta Orang Tewas dalam 141 Hari
Meskipun mengalami kehilangan yang luar biasa, Komando Tinggi Inggris atau British High Command, yang dipimpin oleh Field Marshal Douglas Haig, memutuskan untuk melanjutkan serangan.
Pertempuran Somme berlangsung selama 141 hari, dan akhirnya berakhir pada 18 November 1916, tanpa kemenangan berarti di pihak manapun.
Seperti dikutip dari situs History, saat pertempuran berakhir, korban di tewas pihak Inggris mencapai sekitar 420.000 orang, Prancis sekitar 200.000. Jumlah korban Jerman masih kontroversial, tetapi mungkin sekitar 465.000.
Sejumlah sumber lain bahkan menyebut, ada 1,5 juta orang yang tewas sepanjang Pertempuran Somme.
Meski pasukan Sekutu hanya mencapai kemajuan 7 mil dan kehilangan banyak korban, Pertempuran Somme menjadi pelajaran berharga yang menjadi penentu kemenangan kubu Entente Powers dalam Perang Dunia I yang berakhir pada 1918.
Selain dimulainya Pertempuran Somme, sejumlah peristiwa bersejarah juga terjadi pada tanggal 1 Juli.
Pada 1200, kaca mata pelindung matahari ditemukan di China. Sementara pada tahun 1810, Louis Napoleon menyerahkan takhtanya sebagai Raja Belanda.
Sementara pada 1908, SOS (· · · – – – · · ·) menjadi sinyal darurat yang diakui dunia. Dan pada 1 Juli 1946, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Bikini Atoll.
Advertisement