Sukses

Najib Razak Sidang Dakwaan 1MDB, Anak Tiri Kembali Diperiksa KPK Malaysia

Anak tiri Najib Razak, Riza Aziz, kembali diperiksa KPK Malaysia untuk kedua kalinya hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Riza Aziz, anak tiri mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak, datang untuk kedua kalinya ke Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia (Malaysian Anti-Corruption Commission atau MACC) hari ini, Rabu (4/7/2018). Demikian seperti dikutip dari media pemerintah Bernama.

Riza, yang datang dengan mengendarai mobil Audi dan mengenakan setelan jas, tiba sekitar pukul 15.05 waktu setempat. Ia kabarnya akan memberikan pernyataan keduanya mengenai penyelidikan skandal 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB.

Pemimpin Eksekutif dari sebuah perusahaan film yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat ini diminta untuk hadir kembali di MACC guna memberikan keterangan lanjutan.

Sebelumnya pada Selasa 3 Juli kemarin, Riza telah diperiksa MACC selama lebih dari sembilan jam. Ia terlihat meninggalkan gedung pada pukul 22.30.

Sebuah portal media lokal melaporkan bahwa anak tiri Najib Razak itu diyakini telah menggunakan ratusan juta dana 1MDB untuk memproduksi film di Hollywood.

MACC Chief Commissioner Datuk Seri Mohd Shukri Abdull menegaskan bahwa pemanggilan Riza dilakukan hanya untuk melengkapi penyelidikan. Hingga saat ini tidak ada keharusan untuk menahannya.

Riza Aziz adalah putra dari Rosmah Mansor ketika masih menikah dengan Abdul Aziz Nong Chik, seorang pengusaha blasteran Melayu dan Pakistan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Najib Razak Ditahan Setelah Polisi Memeriksa Anak Tirinya

Sebelum ayah tirinya, Najib Razak ditangkap atas dugaan mega korupsi 1MDB, Riza Aziz memenuhi panggilan kantor pusat anti-korupsi Malaysia sebagai saksi dalam proses pemeriksaan yang dilakukan pada siang ini, Selasa 3 Juli 2018.

Produser film berusia 48 tahun itu tiba pada pukul 13.30 waktu setempat, mengenakan setelan jas warna gelap dengan dalaman berupa kemeja warna kuning. Ia didampingi oleh kuasa hukumnya, Datuk M. Kumaraendran.

Dikutip dari Straits Times pada Selasa, (3/7/2018), sumber di Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) mengatakan dia diharapkan, antara lain, mengklarifikasi tuduhan bahwa dana yang disalahgunakan dari 1MDB digunakan untuk membiayai beberapa film Hollywood.

Riza adalah salah satu pendiri perusahaan produksi Hollywood, Red Granite Pictures, yang turut memproduksi "The Wolf of Wall Street", dan beberapa film peraih box office lainnya.

Di Amerika Serikat, perusahaan produksinya telah mencapai nilai aset US$ 82,1 juta (setara Rp 1,1 triliun), di mana sebagian dari dana investasinya diduga berasal dari aliran korupsi 1MDB, yang melibatkan nama ayah tirinya, Najib Razak.

Satuan tugas 1MDB Malaysia bergerak cepat untuk memetakan sejauh mana kesalahan aliran dana negara, membekukan lebih dari 400 rekening bank yang dengan nilai total aset mencapai 1.1 miliar ringgit (setara Rp 3,9 triliun), dan menerbitkan surat perintah penangkapan, termasuk kepada teman Riza, pengusaha Low Taek Jho.

Selain itu, polisi telah menyita uang tunai, tas tangan dan perhiasan dari berbagai properti milik Najib Razak, senilai lebih dari satu miliar ringgit, sebagai bagian dari penyelidikan 1MDB.

Jika digabung, nilai total barang sitaan itu masih kurang dari jumlah penggelapan dana sebesar US$ 4,5 miliar (setara Rp 65,1 triliun), sebagaimana hitung-hitungan yang diklaim oleh Kementerian Kehakiman AS.

Sementara itu, penyelidikan terhadap perusahaan film yang didirikan oleh Riza Aziz, Red Granite Pictures, merupakan satu dari puluhan tuntutan hukum yang diajukan oleh AS terkait "nilai aset misterius" sebesar US$ 1,7 miliar (sekitar Rp 24 triliun), yang diduga diperoleh melalui uang yang dialihkan dari program 1MDB.

Nilai aset misterius itu termasuk real estat, karya seni, dan pendapatan dari penayangan film "The Wolf of Wall Street", yang disutradarai oleh Martin Scorsese dan dibintangi Leonardo DiCaprio.

Film yang didasarkan dari kisah nyata pialang saham Jordan Belfort itu, berhasil meraih pendapat sebesar US$ 392 juta (setara Rp 5,6 triliun) secara global, demikian menurut situs Box Office Mojo.