Sukses

Ini 5 Negara Paling Aman Jika Perang Dunia III Pecah pada 2018?

Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un melegakan warga dunia. Namun, benarkah ancaman Perang Dunia III berakhir?

Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bikin warga dunia lega. Horor Perang Dunia III berpotensi pecah pun memudar.

Sebab, dalam pertemuan di Singapura tersebut, Kim Jong-un berjanji untuk mengakhiri program senjata nuklirnya.

"Tak ada lagi ancaman nuklir dari Korea Utara," itu yang diungkap Donald Trump dalam akun Twitternya, @realDonaldTrump.

Namun, citra satelit terbaru menunjukkan situasi mengkhawatirkan dari Korea Utara, yakni terkait pengembangan di situs nuklir Yongbyon.

Sejumlah pejabat intelijen juga menduga, rezim Kim Jong-un terus melakukan pengayaan uranium yang bisa digunakan untuk senjata pemusnah massal.

Yongbyon Nuclear Research Centre, Korea Utara (GeoEye Satellite Image/AFP PHOTO via ABC Australia)

Produksi uranium yang diperkaya isotopnya itu diduga dilakukan di sejumlah lokasi rahasia dalam beberapa bulan terakhir. "Tidak ada bukti bahwa mereka mengurangi stok (uranium), atau bahwa mereka telah menghentikan produksinya," kata seorang pejabat kepada NBC News.

Jika laporan tersebut benar adanya, hal tersebut bisa mengarah ke situasi yang lebih pelik di Semenanjung Korea dan di kawasan Asia Timur, bahkan dunia.

Tak ayal, isu tersebut melecut kembali kekhawatiran soal kemungkinan pecahnya Perang Dunia III.

Jika perang global sampai terjadi, pertanyaan lain adalah, di manakah lokasi yang aman bagi manusia?

Jawabannya bisa dilihat dari data 2018 Global Peace Index, yang menelaah kondisi keamanan 163 negara di dunia.

Berikut lima negara paling aman di dunia pada 2018 jika Perang Dunia III sampai pecah:

 

Saksikan video menarik terkait Perang Dunia III berikut ini:

2 dari 6 halaman

1. Islandia

Negara terbaik untuk menghindar dari perang adalah Islandia, yang terletak persimpangan Atlantik Utara dan Samudra Arktik. Angka kriminalitas di sana sangat kecil.

Ancaman di 'Tanah Es' terkait dengan kejahatan kecil dan letusan gunung berapi, misalnya letusan besar Gunung Eyjafjallajokull pada 2010.

Abu dari letusan Eyjafjallajokull kala itu berdampak pada ribuan penerbangan dan penutupan bandara.

Meski menjadi anggota NATO, Islandia adalah satu-satunya yang tak punya angkatan bersenjata. Itu berarti hanya ada sedikit ancaman di dalam negeri dan dari negara tetangganya.

3 dari 6 halaman

2. Selandia Baru

Selandia Baru berada di lokasi yang menguntungkan, yang membuat negara tersebut ada di urutan kedua paling aman di muka Bumi.

Negeri Kiwi terletak jauh dari wilayah-wilayah konflik atau zona merah internasional.

Angka kriminalitas di sana rendah. Pun dengan potensi penyebaran penyakit, berkat aturan tegas terkait apa saja yang boleh dan dilarang masuk Selandia Baru.

Bencana terbesar yang pernah terjadi di sana adalah gempa Christchurch pada 2011. Sebanyak 185 orang meninggal dunia, sementara pemulihan makan biaya hingga 40 miliar dolar.

4 dari 6 halaman

3. Austria

Ancaman terbesar bagi Australia saat ini adalah terorisme.

Wilayahnya yang terkurung daratan berbatasan langsung dengan Jerman, Republik Ceko, Slovakia, Hongaria, Kroasia, Slovenia, Italia, dan Swiss. Itu berarti, bepergian dari dan ke sana sangat lah mudah.

Tingkat kriminalitas yang kecil membuat Australia ada di urutan ketiga negara paling aman di dunia. Namun, kejahatan kecil seperti pencopetan kerap terjadi, terutama terhadap turis.

5 dari 6 halaman

4. Portugal

Portugal terisolasi dari seluruh Eropa kecuali Spanyol. Hal tersebut menjadikannya salah satu negara teraman di dunia.

Risiko pencopetan dan penjambretan adalah ancaman utama di negara asal Christiano Ronaldo tersebut. Namun, situasi politik di sana relatif stabil.

6 dari 6 halaman

5. Denmark

Angka kejahatan yang rendah dan politik yang stabil membuat Denmark menjadi salah satu tempat paling aman di dunia. Juga yang paling bahagia.

Level ancaman bencana di negara Skandinavia tersebut juga relatif rendah, sementara terorisme masih sebatas 'kemungkinan'.

Â