Sukses

Tentara Filipina Gagalkan Rencana Serangan Teror Kelompok Pro-ISIS di Maguindanao

Filipina berhasil menggagalkan rencana serangan yang akan dilancarkan kelompok pro ISIS di Provinsi Maguindanao, Filipina selatan.

Liputan6.com, Maguindanao - Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) berhasil menggagalkan rencana serangan yang akan dilancarkan kelompok militan yang memiliki hubungan dengan ISIS di Provinsi Maguindanao, Filipina selatan.

Kelompok militan itu tadinya sedang menyusun rencana serangan terhadap Balai Kota Datu Paglas, Maguindanao dari sebuah kawasan yang disebut Mopac.

Namun rencana mereka diketahui pihak berwenang yang segera menggelar penggerebekan.

Militer Filipina mengatakan, pasukannya terlibat bentrokan dengan 30 hingga 40 militan bersenjata, yang mengakibatkan empat militan tewas. Mereka berhasil mengusir sejumlah militan dari Mopac. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (5/7/2018).

Para militan itu tergabung dalam kelompok Pejuang Pembebasan Islam Bangsamoro (BILF) yang dipimpin Solaiman Tudon.

Sepanjang akhir pekan lalu hingga awal pekan ini mereka menempati rumah-rumah kosong di Mopac, kampung halaman pemimpin mereka.

Warga setempat, termasuk keluarga Solaiman Tudon, menolak kehadiran mereka. Apalagi setelah diketahui kelompok militan itu mulai menempatkan sejumlah penembak jitu dan bom dan di beberapa lokasi.

Kelompok Tudon adalah salah satu dari beberapa faksi militan yang telah menunjukkan dukungan mereka bagi ISIS.

Sementara itu, media Filipina Inquirer melaporkan bahwa beberapa pertempuran kecil antara tentara dengan militan MILF sempat berlangsung di Desa Mamasapano di Datu Paglas, serta di kota Datu Saudi Ampatuan.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Rangkaian Operasi Baru-Baru Ini

Pekan ini, bentrokan bersenjata juga terjadi di sejumlah kawasan pedesaan di propinsi Maguindanao, di mana Datu Paglas berlokasi.

Pasukan pemerintah melancarkan serangan sporadis untuk mencegah terulangnya kembali peristiwa pengepungan kota Marawi oleh ratusan militan ISIS tahun lalu.

Lima bulan pertempuran di Marawi telah mengakibatkan lebih dari 1.000 orang –-baik sipil maupun kombatan-- tewas dan ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi.