Tel Aviv - Militer Israel menuduh kelompok militan Islam Hamas berusaha meretas telpon selular prajuritnya melalui aplikasi yang terkait dengan Piala Dunia. Dua aplikasi kencan juga dibuat untuk itu, kata seorang pejabat Israel, Selasa 3 Juli 2018.
"Tidak ada peretasan yang terjadi, karena kami menghentikannya tepat waktu," kata juru bicara militer Israel yang menggelar operasi dengan nama sandi "Operation Broken Heart" untuk menghentikan upaya peretasan itu.
Baca Juga
Dikutip dari Deutsche Welle, Jumat (6/7/2018), serangan "hacker" terhadap ponsel tentara Israel bukan pertama kali terjadi. Januari 2017 militer Israel melaporkan, belasan ponsel tentaranya diretas oleh anggota kelompok militan Hamas yang menyamar sebagai wanita muda nan cantik di dunia virtual.
Advertisement
Kelompok Hamas sendiri menolak berkomentar mengenai tuduhan tersebut. Militer Israel juga tidak mengungkapkan, bagaimana mereka bisa mengetahui bahwa Hamas terlibat dalam serangan siber itu.
Militer Israel menduga, kelompok Hamas meluncurkan tiga aplikasi berbeda untuk aksi peretasan tersebut. Aplikasi ini sudah diunduh 400 kali dari Google Play Store. Ada sekitar 100 tentara Israel yang terpancing dan mengunduh aplikasi itu.
Para pejabat Israel mengatakan, selain aplikasi Piala Dunia, Hamas menggunakan dua aplikasi kencan untuk mencoba mengakses telepon prajurit pria, memikat mereka melalui percakapan dengan perempuan cantik. Foto-foto dan detail pribadi pada profil palsu itu diambil dari Facebook.
Sedangkan untuk menyasar laki-laki dan perempuan penggemar sepakbola, aplikasi "Golden Cup" memancing dengan tawaran "streaming langsung HD dari permainan, ringkasan dan update data langsung," kata militer Israel.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Hamas Sasar Kelemahan Pemuda Israel
Aplikasi itu memungkinkan pembuatnya mengakses lokasi tentara, diam-diam mengambil dan mengirim foto, memodifikasi telepon menjadi perangkat pendengar dan menyalin file dan foto.
"Hamas terbukti punya pengetahuan yang sangat baik mengenai orang-orang muda kita dan kesenangan mereka," kata seorang perwira militer Israel, mengomentari aplikasi-aplikasi peretas itu.
Dia menerangkan, Hamas bahkan menggunakan profil Facebook palsu dari pemuda Israel dan mampu berkomunikasi dalam bahasa Ibrani yang lancar, bahkan menggunakan slang yang sedang jadi tren.
Aplikasi-aplikasi ini sekarang telah dihapus dari Google Play Store. Google mengatakan, mereka menyadari bahwa potensi resiko keamanan yang ditimbulkan oleh aplikasi makin meningkat.
Advertisement