Sukses

Rodrigo Duterte: Kalau Ada Bukti Tuhan Nyata, Saya Akan Mundur Sebagai Presiden

Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali menyatakan pernyataan kontroversial tentang Tuhan.

Liputan6.com, Davao - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang baru-baru ini menyatakan pernyataan kontroversial tentang Tuhan, mengulangi hal serupa kala berpidato dalam forum sains dan teknologi di Kota Davao, Jumat 6 Juli 2018 lalu.

Duterte mengatakan, jika ada seseorang yang mampu memberikan bukti eksistensi Tuhan, maka ia akan langsung mundur dari jabatannya sebagai presiden Filipina. Demikian seperti dikutip dari media Filipina Inquirer, Minggu (8/7/2018).

"Bawakan saya satu orang, cukup satu, yang mampu mengatakan, 'Tuhan benar-benar ada, saya punya fotonya dan berswafoto dengannya'," kata Rodrigo Duterte.

"Anda lakukan itu hari ini, (memberikan saya) satu saksi, manusia yang mampu melihat dan berbicara dengan Tuhan ... saya hanya butuh satu. Dan jika ada, bapak dan ibu sekalian, saya akan mengumumkan pengunduran diri saya segera."

Kendati demikian, Duterte dalam kesempatan yang sama juga mengatakan:

"Omong-omong, saya percaya pada satu Tuhan. Saya tidak pernah mengatakan saya tidak percaya pada Tuhan. Saya bukan agnostik, bukan ateis. Saya kebetulan menjadi manusia yang percaya ada pikiran universal di suatu tempat yang mengendalikan alam semesta."

"Jadi saya tidak percaya pada Tuhan? Ya, tentu saja saya percaya Tuhan ada," tambah Rodrigo Duterte.

 

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Duterte Dikecam karena Mempertanyakan 'Logika' Tuhan

Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali memicu kontroversi. Kali ini, ia membuat berang warganya yang mayoritas penganut Katolik, karena menyebut Tuhan 'bodoh'.

Pernyataan itu segera diklarifikasi oleh juru bicara sang presiden sebagai "kritik terhadap keyakinan pribadinya", bukan menyinggung ajaran Katolik.

Dikutip dari News.com.au, pernyataan kontroversial itu dilontarkan oleh Rodrigo Duterte pada Jumat malam, 22 Juni 2018, ketika berpidato di hadapan massa di kota kelahirannya, Davao.

Saat itu, ia mempertanyakan logika Tuhan dalam kisah penciptaan Adam dan Hawa. Ia mengaku masih kebingungan tentang hukuman yang diberikan kepada leluhur manusia itu, yakni saat diturunkan ke Bumi karena memakan buah terlarang.

"Adam makan (buah terlarang), lalu kebencian lahir. Siapa Tuhan 'bodoh' ini?" ujar Duterte.

"Sangat membingungkan. Ada sebuah penciptaan yang sempurna, dan kemudian Tuhan memikirkan suatu peristiwa tentang godaan, yang di kemudian hari merusak hasil karya-Nya," lanjutnya, merujuk pada peristiwa diusirnya Hawa dan Adam dari surga.

Ia juga mempertanyakan alasan "dosa awal" yang dilakukan oleh Adam dan Hawa. "(Dosa) Itu adalah hasil perbuatan ibu dan ayah manusia, jauh sebelum kita lahir. Tapi, sekarang justru belum juga bisa ditebus. Agama macam apa itu? Saya tidak bisa menerimanya."

Di tengah kritik atas pernyataannya, juru bicara kepresidenan, Harry Roque, mendesak publik untuk menerima bahwa Duterte "cenderung menggunakan bahasa yang kuat ketika mengungkapkan keyakinannya".

"Itu adalah kepercayaan pribadi presiden," katanya. "Kami bebas untuk percaya pada agama, dan kami juga bebas untuk tidak percaya pada agama. Presiden memiliki keyakinan spiritual pribadinya."

Di masa lalu, Presiden Rodrigo Duterte juga pernah melakukan tindakan yang menyinggung Gereja Katolik Filipina. Ia menuduh tanpa cukup bukti, bahwa imam besar kala itu, terlibat tuduhan korupsi dan pelecahan seksual.