Sukses

Tiga Demonstran Tewas oleh Tindak Kekerasan Aparat di Kashmir India

Tiga orang demonstran tewas di Kashmir yang dikuasai India dalam sebuah unjuk rasa berujung bentrok dengan aparat keamanan.

Liputan6.com, Kashmir - Tiga orang demonstran tewas di Kashmir yang dikuasai India dalam sebuah unjuk rasa berujung bentrok dengan aparat keamanan pada Sabtu 7 Juli 2018.

Kantor berita Associated Press (AP), yang mengutip pihak medis melaporkan, korban tewas adalah dua orang pemuda dan seorang remaja perempuan. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (8/7/2018).

Lebih lanjut dalam laporannya, AP menjelaskan bahwa tiga korban tewas mengembuskan napas terakhir di rumah sakit kala menjalani perawatan akibat cedera yang diderita pasca bentrokan tersebut.

Di sisi lain, kepolisian mengatakan, korban tewas muncul setelah pasukan pemerintah menembaki para pengunjuk rasa anti-India.

Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan sebagian demonstran melempari sebuah unit patroli militer dengan batu di wilayah Redwani.

Lebih lanjut, pernyataan itu juga mengatakan bahwa "lima orang cedera" ketika para tentara berupaya membubarkan para demonstran.

Para saksi mata non-polisi mengatakan para tentara itu melepaskan tembakan setelah para demonstran melempari mereka dengan batu.

Titik Panas

Kashmir telah lama menjadi titik panas dalam konflik yang melibatkan India, Pakistan, dan China di mana ketiga negara saling klaim kepemilikan atas wilayah Himalaya.

"Pembagian wilayah" yang dilakukan oleh Inggris pada 1947 yang kini menghasilkan dua negara, yakni India yang didominasi Hindu dan Pakistan yang mayoritas muslim, membuat Kashmir mau tidak mau menjadi rebutan. Hal ini memicu konflik puluhan tahun dan ketegangan yang berujung pada lahirnya sejumlah perang antara India-Pakistan.

Kini, ketegangan antar kedua negara tetap tinggi di Garis Pengendalian sepanjang 435 mil, yang memisahkan bagian Kashmir yang dikontrol India dan Pakistan.

Kekerasan yang melibatkan kelompok separatis di Kashmir telah menewaskan lebih dari 47.000 jiwa sejak 1989. Jumlah tersebut belum termasuk mereka yang dinyatakan hilang akibat konflik. Sejumlah kelompok HAM dan organisasi nonpemerintah mengklaim, jumlah korban tewas dua kali lipat dari angka di atas.

Dikutip dari BBC, kebanyakan warga sipil Kashmir mendukung pemberontakan kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan atau berjanji setia kepada Pakistan.

 

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Bentrokan Pecah di Kashmir Menewaskan 12 Anggota Separatis

Sebelumnya pada 1 April 2018, bentrokan yang pecah antara tentara India dan kelompok bersenjata di Kashmir menewaskan 12 anggota separatis.

Tiga tentara India juga tewas dalam peristiwa yang digambarkan polisi sebagai operasi anti-militan terbesar tahun ini.

"Pasukan keamanan India melancarkan operasi pengepungan dan pencarian di Distrik Shopian Kashmir pada Minggu pagi. Anggota kelompok militan yang bersembunyi menembaki pasukan, memicu baku tembak yang berlanjut hingga Minggu sore," terang Wakil Inspektur Polisi Yasir Qadri seperti dikutip dari CNN.

Operasi tersebut juga memicu bentrok antara pasukan keamanan dan demonstran anti-pemerintah yang turun ke jalan. Direktur Jenderal Polisi Shesh Paul Vaid menyebutkan via Twitter bahwa kerusuhan di Kashmir ikut menewaskan empat warga sipil.

Sementara itu, ribuan warga dilaporkan bergabung dalam prosesi pemakaman atas anggota kelompok militan yang terbunuh.

Adapun media lain seperti BBC menyebutkan, jumlah korban tewas mencapai 20 orang dan 70 lainnya terluka dalam bentrokan sengit tersebut. Korban tewas dari kelompok separatis di Khasmir dikabarkan 13 orang.