Liputan6.com, London - Kelompok demonstran di London, Inggris, akan mengerek balon karikatur berwarna oranye berukuran raksasa dan berbentuk bayi Donald Trump jelang lawatan kerja sang Presiden AS ke Britania Raya pada Kamis dan Jumat, 12-13 Juli 2018.
Balon setinggi enam meter itu akan terpampang di atas Parliament Square Garden, Westminster, pada Jumat 13 Juli, tepat ketika Trump melaksanakan pertemuan kehormatan dengan Ratu Elizabeth II.
Seperti dikutip dari Evening Standard, Kamis (12/7/2018), balon seharga 8.000 pound sterling (Rp 152 juta) itu merupakan hasil urunan 'sekelompok masyarakat Inggris'.
Advertisement
Balon raksasa tersebut akan menjadi titik kumpul utama bagi sekitar puluhan ribu orang yang akan menggelar aksi protes damai di London yang mengkritik lawatan kerja Trump ke Inggris.
Tim di belakang parodi balon raksasa Donald Trump mengatakan, benda itu sangat sesuai dengan karakter sang Presiden AS karena mencerminkan persona "kekanak-kanakan dan ofensif"-nya.
Baca Juga
Balon karikatur itu, yang menggambarkan Presiden Donald Trump sebagai bayi raksasa mengenakan popok dan memegang ponsel, telah diberi lampu hijau oleh Otoritas London Raya untuk terbang di dekat Parlemen.
Walikota London Sadiq Khan pun mengizinkan, menyebut bahwa balon itu merupakan "Bentuk aksi protes damai dari warga Inggris".
"Bayi Trump" sebagaiamana balon itu populer disebut, akan berada di atas langit Parliament Square Garden dari pukul 09.30 - 11.30 pagi, Jumat 13 Juli. Di bawah balon itu akan berkumpul para demonstran yang ambil bagian dalam aksi protes bernama 'Stop Trump'.
Leo Murray, salah satu pengorganisir, mejelaskan maksud di balik eksistensi balon tersebut:
"Bagi orang-orang yang mengatakan ini adalah protes kekanak-kanakan dan ofensif ... Donald Trump adalah presiden yang kekanak-kanakan dan ofensif, jadi ini adalah bentuk protes yang tepat," kata Murray.
"Ada dua hal yang kami coba capai dengan ini. Yang pertama adalah memberi senyum di wajah orang-orang. Sudah merupakan masa yang sangat gelap dan mengganggu dalam politik, baik di AS dan Inggris," ucapnya.
"Hal kedua yang kami coba lakukan adalah, kami hanya merasa ini akan menjadi bentuk protes afektif terhadap Presiden Donald Trump."
"Dia telah memiliki ego yang rapuh, sehingga penghinaan pribadi tampak seperti hal yang tepat untuk dilakukan."
Sementara Donald Trump tidak akan melihat balon udara secara langsung karena kunjungannya tidak bertempat di Westminster, para demonstran berharap, "Bayi Trump" akan menjadi viral di media sosial dan sampai ke perhatian presiden yang kerap aktif di Twitter.
Â
Simak video berikut:
Tanggapan Kelompok Pro-Trump di Inggris
Keputusan kontroversial itu telah memicu kemarahan di kalangan kelompok pro-Donald Trump di Inggris.
David Smith, anggota sebuah kelompok yang kerap mengorganisir kampanye pro-Trump, mengatakan bahwa balon karikatur tersebut telah kelewatan.
"Saya tidak berpikir itu akan membuat Presiden Trump merasa sangat disambut," katanya.
"Saya pikir hubungan antara AS dan Inggris sangat penting. Dia adalah pemimpin negara demokrasi AS yang datang untuk mengunjungi Inggris pada kunjungan diplomatik."
"Saya pikir semua orang harus diizinkan untuk memprotes dengan cara mereka sendiri tetapi ada batasan yang jelas tak boleh dilanggar."
"Memasang balon besar yang mengejeknya tidak akan membuatnya merasa sangat diterima dan saya pikir itu melintasi batas itu."
Advertisement