Sukses

Donald Trump: Keputusan Brexit Mengancam Hubungan Baik Inggris dan AS

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa keputusan Brexit berisiko mengancam hubungan baik Inggris dan Negeri Paman Sam.

Liputan6.com, London - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan telah pergi dari pertemuan NATO yang pernuh perdebatan di Brussels pada Kamis, 12 Juli 2018. Dia lalu terbang ke Inggris untuk bertemu dengan Perdana Menteri Theresa May dan Ratu Elizabeth II.

Namun, dalam sebuah hasil wawancara yang dimuat oleh surat kabar The Sun belum lama ini, Presiden Trump mengkritik banyak hal tentang Inggris, termasuk di dalamnya mengecam PM May terkait keputusan keluar dari keanggotaan Uni Eropa (dikenal dengan julukan Brexit). Ia juga menyalahkan Wali Kota London akibat teror, dan menuding Eropa "kehilangan budayanya" karena menerima arus imigrasi.

Dikutip dari Time.com pada Jumat (13/7/2018), Donald Trump mengeluhkan aksi protes terhadap agenda kunjungannya ke London yang disambut oleh balon udara berbentuk sosok bayi pemarah mirip dirinya di atas Gedung Parlemen Inggris.

"Saya kira ketika mereka menerbangkan balon udara untuk membuat saya merasa tidak diinginkan, tidak ada alasan bagi saya untuk tidak pergi ke London," tegas Trump.

Sebelum meninggalkan Brussels, Donald Trump berkata di hadapan awak media bahwa keputusan Brexit yang diambil oleh pemerintahan PM May telah merusak stabilitas geopolitik di kawasan Eropa.

Selain itu, Presiden AS ke-45 itu juga mengatakan bahwa Brexit turut mengancam hubungan baik antara Inggris dan Negeri Paman Sam, utamanya terkait kesepakatan dagang kedua negara.

Namun, Presiden Trump justru memuji mantan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, yang baru saja mengundurkan diri beberapa hari lalu akibat protes kebijakan Brexit oleh PM May.

"Jika mereka (pemerintah Inggris) melakukan kesepakatan seperti itu (Brexit), kami akan lebih memilih berurusan dengan Uni Eropa daripada dengan Inggris, dan hal itu mungkin akan mengacaukan berbagai hal yang telah disepakati dengan kami," ujar Trump.

Donald Trump juga mengatakan bahwa ia telah beberapa kali berbagi saran dengan PM May selama negosiasi Inggris dan Uni Eropa pada 2016 lalu. Namun hal itu disebutnya selalu diabaikan.

Di lain kesempatan, Presiden Trump mengaku mendukung keputusan Boris Johnson untuk mundur dari jabatan Menlu Inggris. Ia mengatakan: "Saya pikir dia akan menjadi perdana menteri yang hebat. Saya pikir dia adalah perwakilan yang hebat untuk Inggris."

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Trump Disambut Hangat

Sementara itu, kata-kata pedas yang dilontarkan Donald Trump terlihat kontras dengan agenda sambutan terhadap dirinya, yang diselenggarakan oleh pemerintah Inggris di Bleinheim Palace, tempat kelahiran mendiang Perdana Menteri Winston Churcill.

Saat disambut oleh PM May di Bleinheim Palace, Donald Trump datang dalam balutan setelan tuksedo, dan didampingi oleh istrinya, Melania Trump, yang mengenakan gaun sifon berwana kuning.

Presiden Trump dikabarkan terbang menggunakan helikopter dari residensinya di Kedutaan Besar AS yang baru dibuka di selatan London. Hal itu dilakukan guna menghindari "serbuan demonstran" yang "bersiaga di jalan-jalan yang kemungkinan dilewati oleh iring-iringan kepresidenan AS.

Dalam agenda sambutan tersebut, hadir pula beberapa pemimpin bisnis Negeri Ratu Elizabeth II, yang berharap dapat sedikit melunakkan ambisi Trump terkait kebijakan tarif dagangnya yang kontroversial.