Sukses

Menlu Retno Resmikan 'Jembatan Diplomasi' di Garut

Menlu Retno Marsudi meresmikan 'Jembatan Diplomasi' yang dibangun di atas Sungai Cimanuk, Garut.

Liputan6.com, Garut - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi meresmikan Jembatan Diplomasi yang menghubungkan Desa Cibunar, Kecamatan Tarogong Kidul dan Desa Mangku Rakyat Kecamatan Cilawu, Garut, Jawa Barat pada Jumat (13/7/2018).

Jembatan Diplomasi yang dibangun di atas Sungai Cimanuk ini merupakan bentuk sokongan dari ASEAN Charity Golf - Jakarta Ambassador Golf Association (JAGA) yang diketuai langsung oleh Wamenlu RI.

Sebelumnya, sudah ada dua jembatan yang berdiri di desa tersebut. Namun, banjir bandang dua tahun lalu yang menghantam desa ini, membuat kondisi jembatan hancur.

Di hadapan warga setempat, Menlu Retno menyampaikan tujuan dibuatnya Jembatan Diplomasi. Menurutnya meski ia dan rombongan berprofesi sebagai diplomat, misi kemanusiaan harus tetap dilakukan.

"Jembatan Diplomasi ini adalah bentuk nyata bahwa diplomat peduli dengan masyarakat setempat," ujar Menlu Retno.

"Diplomat bukan saja hanya bersidang di luar negeri, berunding dengan negara lain atau ngurus perdamaian dunia. Namun, diplomat juga harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar," tambahnya.

Lewat peresmian Jembatan Diplomasi ini, Menlu Retno juga berharap agar masyarakat dapat memahami arti dari kata diplomasi itu sebenarnya.

"Jika selama ini bapak dan ibu harus berjalan selama dua jam untuk mengitari sungai dan tiba di lokasi tujuan, maka kini semua bisa dilakukan secara cepat. Sehingga silaturahmi antar sesama akan tetap terjaga," kata Menlu Retno.

"Selama ini tugas diplomat itu seperti jembatan bapak dan ibu. Dengan kata lain, kami membantu untuk menjembatani dua buah negara atau lebih agar terus hidup secara damai dan tidak ada perpecahan yang terjadi," jelasnya.

“Saat ini, kami telah membangun jembatan yang sebenarnya. Ada fisiknya dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Lewat nama Jembatan diplomasi ini pula daya berharap agar setiap warga bisa saling hidup dalam kedamaian dan toleransi."

Menlu Retno Marsudi meresmikan Jembatan Diplomasi yang menghubungkan Desa Cibunar, Kecamatan Tarogong Kidul dan Desa Mangku Rakyat Kecamatan Cilawu, Garut, Jawa Barat pada Jumat (13/7/2018). (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Pada sambutannya, Menlu Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat dihormati oleh masyarakat dunia. Hal ini terjadi lantaran Indonesia adalah negara yang majemuk dan dapat hidup secara berdampingan.

Pantauan Liputan6.com, usai memberikan sambutan di hadapan masyarakat, Menlu Retno langsung menuju lokasi dibangunnya jembatan yang menghubungkan dua desa.

Setelah menandatangani prasasti, Menlu Retno langsung menjajal Jembatan Diplomasi yang hanya boleh dilewati maksimal lima orang tersebut.

Tak hanya sendirian, Menlu Retno juga ditemani oleh Bupati Garut, H. Rudi Gunawan beserta para pejabat pemkab Garut, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), Camat Tarogong Kidul, Camat Cilawu, serta Tokoh masyarakat Desa Cibunar dan Desa Mangku Rakyat.

Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia AM Fachir dan beberapa pejabat Eselon I Kemenlu.

2 dari 2 halaman

Sempat Dilanda Banjir Bandang

Menurut Bupati Garut Rudi Gunawan, selama hampir 20 tahun Garut sempat menjadi daerah tertinggal dengan total 2,9 juta warga miskin.

"Selama ini Garut dikenal sebagai salah satu wilayah tertinggal di Indonesia dengan nilai angka kemiskinan yang tinggi," ujar Bupati Rudi.

"Namun, secara perlahan-lahan Garut mulai bangkit dan mengejar ketertinggalan. Kami terus berupaya agar dapat merangkak dan sejajar dengan daerah lain," tambahnya.

Sebelum dibangun Jembatan Diplomasi, Bupati Rudi menyampaikan bahwa bencana banjir bandang pernah melanda daerahnya.

"Satu momen kawasan ini pernah dilanda banjir bandang dimana air sungai meluap dan jembatan yang dibangun rusak," ujar Rudi.

"Sedikitnya 53 orang dilaporkan meninggal dunia dan 1.300 orang harus kehilangan akses," tambahnya.

Dengan dibangunnya Jembatan Diplomasi Bupati Garut tersebut menyampaikan rada terima kasih lantaran warga dapat tertolong.

"Jika sebelumnya warga harus berjalan selama dua jam, maka warga tak perlu lagi berjalan sejauh itu. Kami sangat dipermudah," tegasnya.