Liputan6.com, Riyadh - Seorang perempuan di Arab Saudi ditahan aparat. Gara-garanya, ia berlari ke atas panggung untuk memeluk seorang penyanyi pria yang sedang menggelar konser.
Saat kejadian, sang penyanyi, Majid al-Mohandis sedang tampil dalam sebuah festival di Kota Taif. Tiba-tiba, seorang perempuan berlari ke atas panggung.
Advertisement
Baca Juga
Perempuan tersebut mengenakan pakaian longgar berwarna hitam, lengkap dengan niqab yang hanya memperlihatkan kedua matanya.
Sebuah video yang diunggah di internet menunjukkan, perempuan tersebut sedang memeluk tubuh Mohandis, sementara petugas keamanan berupaya menariknya.
بالفيديو - #السعودية.. فتاة منقبة تقتحم خشبة مسرح الطائف لاحتضان الفنان #ماجد_المهندسhttps://t.co/dc4oUceeyY pic.twitter.com/HESdyF7vlF
— جريدة النهارالكويتية (@naharkw) 13 Juli 2018
Para perempuan Arab Saudi dilarang keras berdekatan dengan pria yang bukan muhrimnmya.
Mohandis, penyanyi Arab berdarah Irak tak berkomentar apapun terkait insiden tersebut. Biduan berjuluk "the prince of Arab singing" dilaporkan melanjutkan penampilannya.
Seorang jaksa penuntut umum dilaporkan sedang mempertimbangkan tuduhan pelecehan terhadap wanita itu, demikian menurut seorang polisi kepada Okaz, surat kabar terkemuka di Saudi, dan kantor berita Efe, seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (14/7/2018).
Arab Saudi adalah negara yang menerapkan aturan ketat terkait larangan alkohol, pakaian, dan pemisahan gender.
Aturan yang melarang perempuan hadir dalam acara-acara publik di kerajaan telah dilonggarkan pada tahun lalu, sebagai bagian dari reformasi yang digagas Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.
Visi 2030, yang diungkap tahun lalu, bertujuan untuk meningkatkan pengeluaran rumah tangga pada aktivitas budaya dan hiburan di negara yang selama ini bergantung pada penghasilan di bidang migas, dari 2,9 persen menjadi 6 persen pada 2030.
Saat ini, perempuan dibolehkan menghadiri konser, bahkan pertandingan sepak bola.
Kerajaan Arab Saudi bahkan menggelar konser perdana yang menampilkan penyanyi perempuan, bintang asal Lebanon, Hiba Tawaji pada Desember 2017.
Bulan lalu, larangan mengemudi mobil untuk kaum perempuan di Arab Saudi telah dicabut.
Presenter TV Dikecam
Sebelumnya, seorang presenter perempuan dari stasiun TV lokal di Arab Saudi dikecam warganet karena dianggap berpakaian terlalu terbuka ketika menyiarkan berita mengenai pencabutan larangan mengemudi bagi wanita.
Gaya berbusananya saat tampil di layar kaca memang modis, namun penampilannya itu justru dianggap tak sesuai syariat Islam dan dinilai terlalu seronok -- mengingat Arab Saudi adalah negara yang ketat aturan.
Pembawa acara Shireen al-Rifaie dari Al Aan TV yang bermarkas di Dubai kemudian diselidiki otoritas lokal, lantaran mengenakan jilbab longgar dan gamis terbuka saat meliput wanita-wanita Arab Saudi yang perdana menyetir mobil. Dandanannya itu tak pelak membuat dada dan rambut depannya terlihat.
#Saudi General Authority for Audiovisual Media investigates anchor Shereen Rifai “for violating regulations and instructions” by “wearing indecent clothing” during a report she present on ending the ban on women driving in #SaudiArabia according to Okaz newspaper pic.twitter.com/3PDvRwVe2q
— Zaid Benjamin (@zaidbenjamin) 26 Juni 2018
General Authority for Audiovisual Media pada hari Selasa 26 Juni 2018 mengatakan, mereka telah menyerahkan kasus Rifaie ke penyidik dengan tuduhan "melanggar peraturan dan instruksi" karena mengenakan "pakaian tidak senonoh".
Rifaie menepis tuduhan itu, mengatakan kepada situs berita Ajel bahwa dia mengenakan "pakaian layak".
Ajel melaporkan bahwa Rifaie meninggalkan Arab Saudi setelah kontroversi pecah, demikian seperti dikutip dari Channel News Asia.
Sementara, pada bulan April, otoritas olahraga Arab Saudi menutup sebuah pusat kebugaran wanita di Riyadh, pasca-beredarnya video promosi yang kontroversial. Dalam rekaman itu tampak seorang wanita mengenakan pakaian olahraga ketat.
Advertisement