Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menanggapi kunjungan resmi Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Malaysia pada akhir pekan lalu, Kantor Perdana Menteri (PMO) Mahathir Mohamad menyebut hubungan kedua negara berada di tingkat terbaiknya.
Dalam pertemuan setengah hari yang digelar di kediaman resmi PM Mahathir di Petaling Jaya pada Senin, 16 Juli 2018, kedua pemimpin negara berkomitmen untuk menjaga hubungan bilateral, dan mendukung pemeliharaan perdamaian di Asia Tenggara.
"Pemenuhan undangan Presiden Duterte terhadap undangan perdana menteri (Malaysia) berlangsung dalam suasana yang hangat dan konstruktif, melambangkan hubungan dekat kedua negara," tulis PMO dalam siaran resminya, sebagaimana dikutip dari Thestar.com.my pada Selasa (17/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
Ditambahkan oleh PMO, kunjungan Presiden Duterte itu juga bertujuan membuka jalan lebih luas kerjasama Filipina dan Malaysia, khususnya tentang pertahanan dan keamanan, serta isu-isu regional dan global yang menjadi kepentingan bersama.
"Kedua pemimpin senang dengan komitmen yang ditunjukkan oleh masing-masing negara untuk menghalau penyebaran ekstremisme dan terorisme di kawasan itu (Asia Tenggara)," kata PMO menambahkan.
Di lain pihak, PM Mahathir juga disebut mendukung penuh dalam upaya mewujudkan perdamaian di Pulau Mindanao di selatan Filipina, yang dalam sewindu terakhir terus bergejolak akibat konflik dengan kelompok ekstremis.
Presiden Duterte dikabarkan mengadakan kunjungan ke Malaysia pada tanggal 14-16 Juli lalu, termasuk salah satunya menyaksikan langsung pertandingan tinju antara Manny Pacquiao dan Lucas Matthysse, yang digelar di Kuala Lumpur pada Sabtu lalu.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Kontroversi Baru Duterte
Belum lama ini, Presiden Duterte kembali memicu kontroversi. Kali ini, ia membuat berang warganya yang mayoritas penganut Katolik, karena menyebut Tuhan 'bodoh'.
Pernyataan itu seegra diklarifikasi oleh juru bicara sang presiden sebagai "kritik terhadap keyakinan pribadinya", bukan menyinggung ajaran Katolik.
Dikutip dari News.com.au pada akhir Juni lalu, pernyataan kontroversial itu dilontarkan oleh Rodrigo Duterte pada Jumat 22 Juni, ketika berpidato di hadapan massa di kota kelahirannya, Davao.
Saat itu, ia mempertanyakan logika Tuhan dalam kisah penciptaan Adam dan Hawa. Ia mengaku masih kebingungan tentang hukuman yang diberikan kepada leluhur manusia itu, yakni saat diturunkan ke Bumi karena memakan buah terlarang.
Rodrigo Duterte juga mempertanyakan alasan "dosa awal" yang dilakukan oleh Adam dan Hawa. "(Dosa) Itu adalah hasil perbuatan ibu dan ayah manusia, jauh sebelum kita lahir. Tapi, sekarang justru belum juga bisa ditebus. Agama macam apa itu? Saya tidak bisa menerimanya."
Di tengah kritik atas pernyataannya, juru bicara kepresidenan, Harry Roque, mendesak publik untuk menerima bahwa Duterte "cenderung menggunakan bahasa yang kuat ketika mengungkapkan keyakinannya".
"Itu adalah kepercayaan pribadi presiden," katanya. "Kami bebas untuk percaya pada agama, dan kami juga bebas untuk tidak percaya pada agama. Presiden memiliki keyakinan spiritual pribadinya."
Advertisement