Sukses

Menlu RI-Papua Nugini Akan Bertemu, Membahas Isu Perbatasan hingga APEC

Menlu RI akan menerima kunjungan kerja Menlu Papua Nugini di Jakarta, Kamis 19 Juli 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato di Jakarta, Kamis 19 Juli 2018.

Pihak Kemenlu RI menjelaskan, kedua menteri akan membahas beragam isu, terutama soal pengelolaan wilayah perbatasan dan penguatan ekonomi.

"Papua Nugini merupakan negara tetangga terdekat Indonesia, dan kedua negara memiliki garis perbatasan yang cukup panjang. Sehingga bagi kedua menteri, isu perbatasan menjadi agenda penting dalam setiap pertemuan," kata Juru Bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Lebih lanjut, Arrmanatha juga menjelaskan bahwa Indonesia akan berupaya mendongkrak potensi penguatan ekonomi di wilayah yang berbatasan dengan Papua Nugini.

"Kita melihat bahwa potensi pasar ekonomi di wilayah perbatasan sangat besar, jadi untuk hal itu akan kita coba kembangkan lagi," kata Arrmanatha.

Pada tahun 2017, angka neraca perdagangan antara Indonesia dan Papua Nugini mencapai US$ 208,89 juta, meningkat dari tahun 2016 yang hanya berkisar US$ 179,2 juta, menurut data Kementerian Luar Negeri RI.

"Potensi agar angka neraca perdagangan itu meningkat lagi masih sangat besar. Salah satu cara untuk mencapai potensi itu adalah dengan mengintensifkan lagi pertemuan antar pebisnis kedua negara," kata sang juru bicara Kemenlu RI.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

RI Bantu Papua Nugini untuk Persiapan KTT APEC

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir turut menjelaskan, Menlu Retno Marsudi dan Menlu Rimbink Pato akan membahas mekanisme bantuan Indonesia kepada Papua Nugini terkait persiapan negara itu untuk menjadi tuan rumah KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Port Moresby pada November 2018.

"RI memberikan bantuan penting untuk mendukung Papua Nugini sebagai Ketua APEC dan jelang KTT APEC 2018. Bantuan dari kita berupa pengembangan kapasitas dan protokol," kata Arrmanatha.

Tahun ini, Indonesia juga akan memberikan bantuan serupa (protokol dan pengembangan kapasitas) kepada Gambia yang menjadi ketua dan tuan rumah KTT Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) 2018.

"Sejak 2017, Indonesia sudah memberikan pelatihan dalam bidang keprotokolan. Jadi kita sudah mengirim tim keprotokolan, ke Gambia untuk protocol officer dari Gambia," kata Menlu RI Retno Marsudi di Istana Wakil Presiden RI, Selasa 17 Juli 2018, usai mendampingi Wapres Jusuf Kalla menerima kunjungan Wapres Gambia A. N. M Ousainou Darboe.

Gambia, kata Retno, masih membutuhkan latihan protokoler untuk persiapan KTT OKI tersebut. Karena itu Indonesia kata dia akan mengirimkan tim asesmen terkait masalah protokoler.

"Yang kedua yang diminta oleh Gambia melakukan asesmen untuk masalah security. Tadi saya bahas lagi sama pak Wapres, jadi tim kita akan ke Gambia membantu mereka adalah untuk melakukan asesmen adalah dari keprotokolan dari kementerian luar negeri," papar Retno.