Liputan6.com, Washington DC - Menteri Luar negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan pada Kamis, 19 Juli 2018, bahwa Rusia tengah mencoba untuk melemahkan demokrasi global di masa mendatang.
"Saya memiliki keyakinan besar bahwa Rusia akan mencoba dan merusak demokrasi barat pada 2017, 2018, 2019 dan untuk waktu yang sangat lama," kata Pompeo dalam wawancara dengan Fox News.
"Ini adalah tanggung jawab kami sebagai bagian dari pemerintah Amerika Serikat, untuk mencegah mereka (Rusia) dari campur tangan di negara kami, tidak hanya di dalam pemilihan, tetapi juga lebih luas," lanjut Pompeo berkomentar, sebagaimana dikutip dari CNN pada Jumat (20/7/2018).
Advertisement
Pompeo melontarkan pendapat tersebut, beberapa hari setelah Presiden Donald Trump bertemu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada awal pekan ini.
Presiden Trump disebut memprovokasi kemarahan di Washington, ketika menyatakan tidak sependapat dengan penilaian komunitas intelijen AS, bahwa Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden 2016.
Baca Juga
Seakan tidak peduli dengan kontroversi yang dibuatnya, Presiden Trump baru saja mengundang Vladimir Putin untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada musim gugur mendatang.
Kabar tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, kepada media pada hari Kamis.
Menanggapi kabar tersebut, Menlu Pompeo berpendapat: "Presiden telah memberdayakan masing-masing dari kami, untuk memastikan bahwa hal itu (campur tangan Rusia di pemilu) tidak terjadi lagi dalam pemilihan 2018 atau 2020, di sini, di Amerika Serikat."
Pompeo mengatakan yang menjadi masalah adalah tidak jauh berbeda dengan isu di era Soviet, yakni beberapa orang berusaha menjadikan ketegangan pada hubungan Amerika Serikat dan Rusia sebagai isu partisan.
"Bukan hanya pemilu 2016. Entah bagaimana Amerika tampaknya melupakan sejarah upaya Rusia untuk merusak demokrasi barat selama beberapa dekade terakhir," kata Pompeo.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Trump Didesak Beberkan Hasil Pertemuan dengan Putin
Di sisi lain, Direktur Intelijen Nasional AS, Dan Coats, disebut terkejut mendengar kabar tentang undangan Trump kepada Putin.
Dalam sesi wawancara di Forum Keamanan Aspen di negara bagian Colorado, Dan Coats menanggapi kabar terkait dengan tertawa, dan berkata: "Saya pikir itu akan menjadi (hal) istimewa."
Ditambahkan oleh Coats, bahwa dirinya belum tahu secara keseluruhan, apa yang dibahas oleh Donald Trump dan Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral pertama mereka di Helsinki.
Sementara itu, pemimpin Senat Demokrat AS, Chuck Schumer, meminta Presiden Trump segera membeberkan apa yang telah ia diskusikan dengan Putin.
"Sampai kami tahu apa yang terjadi pada pertemuan dua jam di Helsinki, presiden seharusnya tidak lagi memiliki interaksi satu lawan satu dengan Putin. Di Amerika Serikat, di Rusia, atau di mana pun," katanya dalam sebuah pernyataan.
Advertisement