Sukses

Detik-Detik Penembakan di Toronto oleh Pria Terobsesi Batman

Salah satu saksi di tempat kejadian menggambarkan pelaku penembakan di sebuah distrik di Toronto adalah pria kulit putih berusia 30-an dengan pakaian hitam.

Liputan6.com, Toronto - Pihak berwenang Kanada telah mengidentifikasi tersangka penembakan mematikan pada Minggu, 22 Juli 2018 di Toronto. Mereka menyebutkan identitas pelaku adalah pria bernama Faisal Hussain yang berusia 29 tahun.

Seperti dikutip dari CNN, Selasa (24/7/2018), the Ontario Special Investigations Unit (SIU) atau Unit Investigasi Khusus Ontario mengatakan mereka merilis identitas pelaku karena "status luar biasa" atas insiden tragis tersebut.

SIU mengatakan pemeriksaan post-mortem pada terduga penembak itu dijadwalkan berlangsung pada Selasa.

Menurut SIU, pria bersenjata itu diburu oleh petugas ke Bowden Street usai penembakan yang terjadi pada Minggu, 22 Juli malam sesaat setelah pukul 22.00.

Baku tembak kemudian terjadi dan si pelaku melarikan diri lagi. Namun, dia ditemukan tewas sekitar 100 meter dari Bowden Street di Danforth Avenue.

Salah satu saksi di tempat kejadian menggambarkan pelaku penembakan sebagai pria kulit putih berusia 30-an yang mengenakan pakaian hitam.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke berbagai media, keluarga Hussain mengungkapkan "belasungkawa terdalam" mereka kepada para korban dan kerabat atas apa yang mereka sebut "tindakan mengerikan yang dilakukan anak kami".

Mereka mengatakan putra mereka menderita gangguan kesehatan mental yang serius serta psikosis yang berlum terobati dan depresi hampir sepanjang hidupnya.

"Hati kami hancur berkeping-keping melihat para korban dan kota kami atasi tragedi mengerikan ini," kata mereka.

Terobsesi Batman

Sementara itu, dikutip dari New York Post, sumber-sumber penegak hukum mengatakan pada Senin, 23 Juli bahwa pelaku penembakan terobsesi tokoh superhero Batman. 

"...Orang itu memiliki sejarah sebagai emotionally disturbed person (EDP) -- orang yang terganggu secara emosional -- sejak sekolah menengah," kata sumber itu tentang sosok Faisal Hussain yang lahir di Kanada dan keturunan Timur Tengah.

Saat di sekolah menengah ia dikenal kerap menyimpan gambar orang yang terbunuh, kata sumber itu menambahkan. Dia sebelumnya pernah ditangkap dua kali; satu kali terkait perampokan bersenjata dan lainnya atas kepemilikan pistol imitasi.

"Aksinya tak mengarah ke terorisme. Lebih kepada aksi gila", sumber itu menjelaskan.

"Dia memiliki ketertarikan dengan film Batman 'The Dark Knight', meskipun tidak jelas apakah itu ada hubungannya dengan insiden penembakan."

Berikut ini rekaman detik-detik penembakan tersebut:

 

2 dari 2 halaman

2 Korban Tewas

Sejauh ini, satu-satunya korban yang telah diidentifikasi adalah remaja berusia 18 tahun bernama Reese Fallon. Lainnya hanya disebutkan sebagai bocah 10 tahun.

Sementara 13 lainnya terluka dalam insiden di kota terbesar di Kanada.

Anggota Parlemen setempat, Nathaniel Erskine-Smith, menegaskan bahwa Reese Fallon adalah salah satu dari dua orang yang tewas dalam penembakan di Toronto. Ia menegaskan bahwa keluarga korban sangat sedih dan meminta privasi.

Fallon adalah lulusan sekolah menengah baru-baru ini. Dalam sebuah pernyataan, Dewan Sekolah Distrik Toronto mengatakan mereka "sedih" atas kematian Reese Fallon.

Dewan sekolah mengatakan dia "sangat dihormati oleh staf dan dicintai oleh teman-temannya".

Menurut profil Facebook-nya, Reese Fallon akan mulai belajar di McMaster University di kota Hamilton, di Provinsi Ontario, Kanada.

Kronologi Singkat Kejadian

Penembakan dilaporkan terjadi pada 22 Juli malam, layanan darurat kemudian dipanggil sekitar pukul 22.00 ke Distrik Greektown di Toronto -- sebuah jalanan sibuk yang dikenal dengan restoran dan tempat nongkrong musim panas.

Para saksi menggambarkan orang-orang berlarian ketika mendengar suara tembakan.

Sejauh ini polisi mengatakan delapan wanita dan tujuh pria ditembak. Korban diperkirakan berusia mulai dari 10 hingga 59 tahun.

Sersan Terry Browne, yang memimpin penyelidikan atas penembakan itu, mengatakan bahwa beberapa korban diperkirakan mengalami "cedera yang mengubah kehidupan" setelah serangan itu.

Sementara masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai motif penembakan tersebut.