Sukses

Perubahan Iklim Sebabkan Ikan Laut Sulit Cari Makan, Ini Alasannya...

Penelitian terbaru menyebut bahwa kemampuan indera pencium pada ikan laut melemah akibat perubahan iklim, sehingga sulit mencari makan.

Liputan6.com, London - Menurut sebuah penelitian terbaru, banyak ikan saat ini kehilangan indra penciuman akibat dari perubahan iklim yang membuat air laut menjadi asam.

Disebutkan oleh peneliti terkait, bahwa ketika kadar asam karbonat dalam air laut naik, banyak ikan kakap putih kehilangan hingga setengah dari kemampuan mencium bau.

Dikutip dari Independent.co.uk pada Selasa (24/7/2018), naiknya tingkat keasaman air laut utamanya disebabkan oleh larutnya lapisan luar kerang-kerangan, akibat dari pengaruh tekanan karbon dioksida yang melonjak dari atmosfer.

Penelitian yang dimuat di jurnal Nature Climate Change itu dianggap penting, karena tidak hanya ikan kakap putih saja yang mengandalkan bau untuk mencari makan, namun juga hewan laut bersirip lainnya.

Melalui penciuman juga, sebagian besar ikan melakukan seleksi terhadap calon pasangan, mencari habitat musiman, dan mendeteksi kedatangan predator di sekitar mereka.

"Studi kami adalah yang pertama untuk meneliti dampak dari meningkatnya karbon dioksida di laut, yakni pada sistem penciuman (bau) milik ikan," kata peneliti dari University of Exeter Dr Cosima Porteus.

Para ilmuwan membandingkan perilaku ikan kakap putih muda pada kondisi karbon dioksida saat ini, dengan tingkat yang diharapkan pada akhir Abad ke-21, ketika lautan diperkirakan mengandung hingga dua setengah kali lipatnya.

Peneliti melihat perubahan besar dalam perilaku ikan kakap putih yang menghuni habitat air dengan tingkat keasaman tinggi, yakni tidak begitu peka dengan kehadiran predator.

"Temuan ini menambah deretan bukti tentang bahaya pengasaman laut terhadap kehidupan biota di dalamnya," tulis penelitian terkait.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Kerugian Ganda

Sementara itu, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa selain mempengaruhi indra penciuman ikan, karbon dioksida di lautan juga berisiko merusak sistem saraf biota akuatik, sehingga mengganggu pemrosesan informasi di otak mereka.

"Belum diketahui seberapa cepat ikan akan dapat mengatasi masalah-masalah ini ketika karbondioksida meningkat di masa depan," kata Profesor Rod Wilson dari Universitas Exeter, yang terlibat dalam penelitian ini.

"Namun, jika dilihat lebih dalam, masalah yang harus dihadapi nyatanya ada dua, karena belum diketahui berapa lama mereka (ikan) bisa beradaptasi."

Air laut yang asam juga disebut dapat mengacaukan navigasi ikan, yang cenderung mencari perairan dengan suhu hangat.

Padahal di era saat ini, ketika perubahan iklim membuat laut menjadi lebih hangat, menandakan wilayah dengan suhu tinggi berada dalam tingkat cemar mengkhawatirkan.