Sukses

Recep Tayyip Erdogan: Perlakuan Rasis terhadap Mesut Ozil Tidak Bisa Diterima

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam dugaan sikap 'rasis' terhadap sejumlah pihak kepada atlet sepak bola Mesut Ozil.

Ankara - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa, 24 Juli 2018, mengatakan ia telah berbicara melalui sambungan telepon dengan pesepak bola ternama asal Jerman, Mesut Ozil. Dalam keterangannya, ia menegaskan dukungannya terhadap keputusan Ozil untuk mundur dari tim nasional negaranya.

Sikap pria berusia 29 tahun tersebut menggegerkan dunia sepak bola pada akhir pekan lalu. Ia dengan lantang mengumumkan bahwa ia tidak akan lagi bermain untuk timnas Jerman karena mendapat perlakuan rasis usai ia bertatap muka dengan Erdogan dua bulan lalu.

"Tadi malam saya berbicara dengan Ozil. Sikapnya dalam pernyataan itu benar-benar patriotik, benar-benar perilaku terpuji," kata Erdogan, seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah Turki, Anadolu dan diansir Deutsche Welle, Rabu (25/7/2018).

"Aku mencium matanya," kata Erdogan, menggunakan istilah Turki untuk orang yang dicintai atau teman. "Sikap rasis, islamofobia semacam ini terhadap seorang pemuda yang memberi begitu banyak keberhasilan bagi tim nasionalnya tidak bisa diterima," kata dia.

Mesut Ozil, yang lahir di Jerman, memiliki orangtua yang berasal dari Turki. Ia mendapat kritik keras setelah bersua dan berfoto bersama Recep Tayyip Erdogan pada Mei, satu bulan menjelang pemilihan presiden dan parlemen Turki serta Piala Dunia 2018.

Selain Ozil, pertemuan yang diadakan di London tersebut juga mendatangkan Ilkay Gundogan yang bermain untuk Manchester City, serta Cenk Tosun penyerang Everton kelahiran Jerman yang bermain untuk timnas Turki.

"Bagaimana Anda akan menjelaskan mengapa saya tidak boleh berfoto dengan Ozil, Ilkay, dan Cenk Tosun yang berasal Turki di London? Itu tidak bisa ditoleransi," ujar Erdogan.

Mesut Ozil menyesalkan kurangnya dukungan dari presiden Deutscher Fußball-Bund (Asosiasi Sepak Bola Jerman) Reinhard Grindel dengan mengatakan, "Saya punya dua hati, satu Jerman dan satu Turki."

"Di mata Grindel dan para pendukungnya, saya orang Jerman ketika kami menang, tetapi saya adalah imigran ketika kami kalah," sebut Ozil.

Akan tetapi, DFB--dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, 23 Juli 2018--menampik tuduhan yang menyebut mereka telah berbuat "rasis" terhadap Ozil. Tak hanya masyarakat internasional dan penggemar, mundurnya Ozil dari timnas juga mengejutkan pelatihnya, Joachim Low.

"Baik pelatih maupun saya, tidak diberitahu sebelumnya (tentang hengkangnya Ozil)," kata juru bicara Low, Harun Arslan kepada harian Jerman, Bild.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: